Menurut istrinya, kehidupan Remy Sylado saat ini sedang sulit, saat sakit dia hanya diberi obat herbal.
Anies Baswedan, Gubernur DKI janjikan kirim ambulans besok karena terima kabar Maestro segala seni, Remy Sylado alias Yapi Tambayong (74) terbaring sakit berbulan-bulan di rumah sederhananya di Cipinang Muara.
Eh, tak lama berselang, sejam lalu ambulans datang dan bawa Remy Sylado ke rumah sakit Tarakan di ruang VIP. Dibesuk dan didatangi langsung Anies sang Gubernur dan seluruh biaya ditanggung sang gubernur yang sering dibuli buzzeRp.
Remy sang seniman penerima 11 perhargaan seni dan budaya serta sastrawan, seniman besar, dramawan, komponis serta pendiri majalah musik Aktuil yang menguasai lebih 9 bahasa (Ibrani, Latin, Arab, Mandarin, Inggris, Perancis, lokal Minahasa, Jawa, Sunda, Bugis-Makassar). Berbagai buku novel, skenario, kamus dan kritik seni ditulisnya main dalam berbagai film, drama dan teater.
Remy serta istrinya Mbak Emmy terisak-isak didatangi Anies yang pritahin atas sakitnya sang maestro itu.
Remy dan bu Emmy terisak-isak dikunjungi Guberbur DKI di rumahnya di gang sempit Cipinang Muara dekat kompleks PLN.
Bu Emmy sembari sesengukkan berkisah betapa kehidupan mereka suliiiiiit sekali, dan dia hanya bisa beri obat herbal, yang penyakit suaminya apa saja, dia tak tahu.
Tak ada uang untuk check up. Miris benar nasib Om Remy yang pernah mementaskan kisah Injil masuk Minahasa dan main film terakhir "Senjakala di Manado."
Alhamdulillah, Puji Tuhan, raungan ambulans merangsek di gang sempit di Cipinang Muara. Kali ini dengan pekikan harapan.
Remy dibawa dan dirawat kini di RS Tarakan. Cepat sembuh, bang Japi! Tuhan besertamu selalu dan Mbak Emmy dikuatkan merawat sang suami.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews