Pembengkokan Pikiran

Pikiran manusia ternyata tidak setangguh yang kita perkirakan dan sangat rentan dibengkokkan baik oleh alam atau pun oleh manusia lainnya.

Sabtu, 3 April 2021 | 07:43 WIB
0
205
Pembengkokan Pikiran
Ilustrasi teroris (Foto: tempo.co)

Dulu saya berasumsi bahwa pikiran (jiwa) manusia (human minds) basically sama. Memang ada perbedaan satu dengan yang lain, tapi ini kecil dan tidak signifikan. Sama dengan raga (physical being) yang pada tiap orang berbeda-beda, pada wajahnya, pada perawakan tubuhnya dan sebagainya.

Namun asumsi saya bahwa jiwa manusia ini relatif kuat dan stabil, apalagi pada orang dewasa ternyata keliru sama sekali. Human minds justru sangat rentan untuk sakit dan rusak. Kalau raga kita sakit, mudah untuk mendeteksi krn gejala-gejala dan symptomnya bisa terlihat. Tapi kalo jiwa yang sakit, banyak orang yang tidak bisa melihatnya, karena dia tidak kasat mata. Dia bisa sangat misleading (mengecoh) karena secara fisik nampak baik-baik saja.

Secara implisit, saya mau membicarakan tentang pengebom bunuh diri. How come (kok bisa-bisanya) dia mau manut disuruh untuk membunuh orang-orang lain dengan cara meledakkan dirinya sendiri.

Tapi seperti yang kita saksikan sendiri di seluruh dunia bukan cuma satu tetapi ribuan orang yang menjadi suicide bombers ini dan menimbulkan kematian pada orang-orang yang tidak bersalah (innocent persons) berlipat ganda jumlahnya. Ini faktanya.

Karenanya, saya sampai pada kesimpulan bahwa pikiran manusia ternyata tidak sestabil seperti yang kita perkirakan. Di tangan manipulator yang ulung, pikiran ini bisa dibengkokkan seperti tanah liat. 

Inilah jawaban mengapa di zaman Hitler bisa terjadi kekejaman luar biasa di mana jutaan orang dimusnahkan oleh manusia. Karena Hitler adalah manipulator ulung yang mampu membengkokkan pikiran banyak orang.

Lihat pula pada masa pemerintahan Trump yang membuat orang seolah kehilangan akal budinya. Moda yang dipakai oleh sang manipulator tidak cuma ajaran agama, tapi ada banyak yang lain. Ajaran agama termasuk yang ampuh, karena manusia memang sangat terikat padanya. 

Yang sangat memprihatinkan, sekalinya pikiran manusia ini dibengkokkan, sangat sulit untuk dinormalkan kembali. Dia luar biasa bandelnya. Nasehat dari orang terdekatnya pun tidak mempan menyembuhkan jiwanya yang sakit ini. Yang memprihatinkan lainnya, yang bersangkutan tidak nampak seperti orang gangguan jiwa dari luar dan memberikan kesan normal-normal saja. 

Meskipun saya menyorot fenomena bom bunuh diri, tapi sesungguhnya banyak fenomena serupa yang berkaitan dengan mind bending (pembengkokan pikiran) ini. Pikiran manusia ternyata tidak setangguh yang kita perkirakan dan sangat rentan dibengkokkan baik oleh alam atau pun oleh manusia lainnya.

***