Kalau orang-orang dari Jakarta sudah tertarik datang ke desa-desa untuk berwisata buah, berarti akan muncul kebutuhan akomodasi dan tempat beristirahat di Lampung Timur.
Calon bupati petahana Lampung Timur, Zaiful Bokhari ingin bikin lompatan dalam menggerakkan perekonomian masyarakatnya. Karena lebih dari 95% wilayah Lampung Timur adalah desa maka pembangunannya pun akan menggunakan pendekatan pedesaan.
Meskipun berbasis di desa, namun pola penggerakan ekonominya tidak melulu tradisional seperti bertani dan berkebun lalu hasilnya dipetik dijual ke pasar atau pabrik.
Zaiful punya gagasan untuk lebih menjadikan desa sebagai basis destinasi wisata. Lahan pertanian atau perkebunan akan didorong untuk menjadi kawasan perkebunan buah produktif yang menarik dikunjungi orang untuk berlibur sekaligus memanen dan menikmati buahnya di lokasi.
Ada yang didorong menjadi destinasi wisata buah jeruk, buah naga, melon, papaya, manga, durian, alpukat, rambutan, bahkan madu. Buah-buahan dan madu ini adalah komoditas yang memiliki kelas tersendiri dan peminat yang luar biasa tinggi, sehingga bisa menjadi penggerak roda ekonomi desa.
Dengan mengembangkan wisata perkebunan berbasis di desa, pemerintah juga tidak terlalu berat dalam menaikkan derajat kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah cukup membantu membangun infrastruktur jalan yang mengoneksikannya dengan setiap destinasi wisata di desa.
Pengembangan wisata berbasis di desa ini juga menyerap banyak tenaga kerja karena sifatnya padat karya. Pemilik perkebunan bisa mempekerjakan orang, minimal anggota keluarganya untuk terlibat mengelola setiap tanaman buah produktifnya.
Jika areal wisatanya luas maka pemiliknya akan mempekerjakan tetangganya. Dengan begitu, banyak tenaga kerja terserap dan tidak harus dengan biaya tinggi pula.
Dengan wisata desa ini, orang-orang tidak perlu lagi bepergian jauh untuk mencari relaksasi. Mereka cukup pergi ke lokasi wisata buah di desanya sendiri sambil menikmati buah segar yang menyehatkan.
Dengan demikian, uang di daerah itu tidak akan keluar ke mana-mana. Ya hanya berputar-putar di daerah itu juga.
Wisata yang demikian selain menyehatkan secara fisik, juga menyehatkan secara lingkungan. Masyarakat akan terangsang untuk menanam pohon buah sebanyak-banyaknya, sehingga lingkungan yang hijau akan muncul di sana-sini.
Lewat infrastruktur jalan yang bagus dan dikoneksikan dengan jalan tol Sumatera yang membelah Lampung, wisata desa yang digagas Zaiful ini bisa berkembang lebih pesat lagi. Orang-orang dari daerah tetangga, bahkan Jakarta bisa juga tertarik datang untuk berkunjung ke sana.
Ada trend atau kecendrungan dari warga Jakarta bepergian ke desa-desa di hari libur. Mereka ingin menikmati udara segar dan keheningan alam.
Baca Juga: Zaiful Bokhari, Figur Muda Energik yang Berpotensi Bikin Lompatan
Selama ini, mereka banyak mengunjungi kawasan desa di Jawa Barat, tetapi kejenuhan mulai datang. Hiruk-pikuk dan kemacetan menuju kawasan Jawa Barat menjadi penyebab kenapa warga Jakarta jenuh berlibur ke sana.
Warga Jakarta ingin mencari suasana pedesaan yang baru. Dan, Lampung Timur bisa menjadi pilihan mereka melalui daya tariknya, yakni wisata buah di pedesaan.
Kalau orang-orang dari Jakarta sudah tertarik datang ke desa-desa untuk berwisata buah, berarti akan muncul kebutuhan akomodasi dan tempat beristirahat di Lampung Timur.
Rumah makan dan penginapan akan sendirinya muncul di sana-sini sebagai industri ekonomi baru di Lampung Timur. Lagi-lagi, ini menjadi lapangan kerja baru bagi tenaga kerja setempat.
Inilah sepenggal gagasan Zaiful memoles desa yang akan memberi efek kemakmuran kepada banyak orang.
Krista Riyanto, Penulis Tinggal di Jakarta
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews