Bahkan penguatan polarisasi politik masih terkesan cukup mendominasi dan mewarnai acara di media mainstream dan sosmed.
Entah bagaimana membuat ilustrasi visual mengenai gambaran situasi saat ini. Mungkin perlu pelukis multi-dimensi. Bahkan mungkin seorang 3D animatorpun akan bingung membuatnya, apalagi kalau jarang membaca berita (maksud saya berbagai macam berita, bukan hanya satu dua kategori berita) sehingga gagal paham.
Atau mungkin kita perlu penulis handal, multi-perspektif yang tidak bias dengan pandangan, pilihan dan orientasi politiknya untuk menggambarkan situasi saat ini secara komprehensif integratif obyektif...hhmm ambillah rentang waktu peristiwa dan paradigma +/- satu tahun sejak 2020...berarti tepatnya situasi sekitar 2019-2020-2021. Tentu menarik untuk ditunggu.
Saat ini sangat sulit bagi politisi dan pemimpin untuk menciptakan musuh bersama (common enemy). Dimanapun teori ini cukup sering dipakai. Mencari,menciptakan dan menyerang sebuah obyek tertentu dengan tujuan untuk menyatukan atau memecah opini publik demi mencapai situasi politik yang diinginkan.
Banyak contohnya, yang paling aman kita ambil contoh tim kampanye Donald Trump saat kampanye mengangkat isu kaum imigran sebagai ancaman bagi lapangan kerja warga AS, dia berjanji akan menutup border ke negara tetangga (Mexico), memperketat pintu imigrasi dan lebih mendorong investasi dalam negeri bahkan membuat perang dagang dengan negara seterunya (China).
Dia menciptakan sentimen white supremacy untuk memenangkan pemilu 2016.
Gejala yang ada saat ini di negara kita adalah hilangnya musuh bersama itu. Bahkan setelah pemilu 2019 polarisasi antar eks pemilih dua kontestan pemilu masih mengkristal alias membatu.
Ironisnya saat covid-19 hadir dan diharapkan menjadi musuh bersama yang akan dilawan dengan kompak dan diharapkan sebagai momen cairnya kristalisasi dan fanatisme sempit terhadap kubu-kubu politik, ternyata hal ini tidak terjadi. Bahkan penguatan polarisasi politik masih terkesan cukup mendominasi dan mewarnai acara di media mainstream dan sosmed.
Semoga saja kita mendapatkan tema yang tepat sebagai persoalan bersama sehingga kita sebagai bangsa, sebagai warga, sebagai keluarga, sebagai bagian dari masyarakat dapat kembali kompak dan produktif, efektif menghadapi tantangan kedepan yang berat.
Serpong, 29 April 2020
DPM
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews