Jadi ini bukan soal akal manusia yang terbatas. Ini soal orang yang belum bisa menata akalnya dengan baik.
Manusia yang mencoba berpikir tentang Tuhan itu ibarat kursi yang mencoba berpikir tentang tukang kayu yang membuatnya, kata mereka. Salah! Kursi tidak berpikir. Lagipula, mereka sendiri yang mengatakan bahwa tida sesuatu yang menyerupai Tuhan, tapi mereka sering membuat analogi tentang Tuhan. Pikiran mereka penuh paradoks.
Akalmu itu terbatas, tidak bisa dipakai untuk memahami Tuhan, kata mereka. Kita bisa berdebat soal keterbatasan akal, tapi baiklah kita lewati saja bagian itu. Tapi soalnya bukan pada keterbatasan akal. Soalnya adalah, akal memang tidak bisa dipakai untuk menjelaskan hal-hal yang memang tidak masuk akal.
Sama saja misalnya kalau kita disuruh menjelaskan bagaimana sapu dalam kisah Harry Potter bisa terbang. Akal tidak akan sanggup. Bukan karena akal terbatas, bukan karena manusia belum punya pengetahuan yang bisa menjelaskan. Semata karena sapu yang bisa terbang itu tidak ada.
Tuhan menciptakan iblis. Lalu Tuhan menciptakan manusia. Tuhan menyuruh iblis sujud, iblis menolak. Tuhan murka kepada iblis. Lho, emangnya Tuhan yang maha tahu tidak tahu bahwa ini semua akan terjadi? Kok digambarkan seolah Tuhan tidak tahu? Kalau sudah tahu, kenapa dulu menciptakan iblis?
Tuhan berkuasa untuk membuat manusia patuh. Tapi Dia membuat manusia punya kehendak bebas. Lalu ada manusia yang tidak patuh, yang sebenarnya konsekuensi dari pilihan Tuhan. Tuhan murka kepada yang tidak patuh itu. Tuhan murka pada konsekuensi pilihan yang dia buat.
Hal-hal semacam itu tidak bisa dipahami oleh akal, bukan karena keterbatasan akal. Makanya, jangan pakai akal. Pakailah hati. Apa itu hati? Hati atau jantung tidak berfungsi untuk memproses informasi.
Gagasan soal berpikir atau merasa dengan hati itu adalah gagasan usang yang lahir ketika manusia belum paham anatomi manusia. Ketika fungsi otak belum dipahami.
Jadi ini bukan soal akal manusia yang terbatas. Ini soal orang yang belum bisa menata akalnya dengan baik.
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Keberadaan Tuhan [3] Temuan Sains dan Kekuasaan Tuhan
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews