Mewaspadai Klaster Baru Penyebaran Covid-19

Inisiatiflah untuk melakukan tes swab jika pernah kontak dengan orang di dalam klaster. Jangan membuat klaster baru dengan melanggar aturan jaga jarak atau tidak memakai masker kain.

Kamis, 16 Juli 2020 | 10:57 WIB
0
229
Mewaspadai Klaster Baru Penyebaran Covid-19
ilustrasi waspada covid-19 (Foto: radarlombok.co.id)

Virus covid-19 semakin mengganas dan ditemukan klaster-klaster baru yang membuat miris, karena banyak yang kena Corona secara berjamaah. Kita wajib waspada apalagi jika bermukim di dekat klaster tersebut. Tetaplah pakai masker dan hindari jalan dekat klaster, dan selalu jaga higienitas dan imunitas, agar tidak tertular Corona. 

Klaster adalah suatu area di mana ada banyak pasien Corona. Penyebaran virus covid-19 ini makin ganas, karena ia tidak hanya bisa menular lewat droplet, tapi juga lewat airborne alias dara yang kotor dan pengap. Jika ada klaster tentu wajib kita waspadai, apalagi ketika lokasinya dekat rumah dan orang-orangnya berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Lokasi klaster Corona terbaru yang menghebohkan ini ada di Bandung. Di sebuah sekolah para calon aparat, terdapat 1.262 siswa yang hasil tes swabnya positif. Namun hanya ada 17 orang yang dirawat di Rumah Sakit karena panas dan sesak napas. Sisanya diisolasi di dalam gedung sekolah karena masih relatif sehat.

Klaster baru ini selesai diselidiki tanggal 29 juni dan di dekat area sekolah itu sudah dijaga ketat oleh petugas. Sehingga orang luar tidak bisa masuk. Penjagaan ini dilakukan agar para siswa yang diisolasi tidak bisa keluar dari area. Ada penelusuran untuk mengetahui para siswa itu bepergian ke mana saja, jadi orang yang kontak dengan mereka bisa dites swab juga.

Jika Anda memiliki rumah di dekat klaster itu, maka jangan takut karena pernah berkontak dengan para siswa. Datanglah ke Rumah Sakit untuk melakukan tes swab, agar tahu bahwa sudah tetular virus covid-19 atau tidak. Dengan pengetesan ini maka akan ditindaklanjuti, ketika positif bisa dirawat dengan lebih cepat.

Selain di Bandung, ada pula klaster Corona juga di pasar sidorejo di Kendal. Setelah dilakukan rapid test, maka hasilnya tak hanya pedagang yang positif Corona, namun juga tukang becak. Kondisi ini memprihatinkan karena pedagang dan pembeli serta orang di sekitar pasar malas pakai masker dan mengabaikan protokol kesehatan.

Pasar itu akhirnya ditutup sementara karena statusnya jadi klaster, dan harus disemprot disinfektan. Adanya klaster ini tentu merugikan banyak pedagang lain, karena mereka tidak kena Corona tapi menanggung akibatnya. Jadi tidak bisa berjualan dan bingung bagaimana cara mendapatkan uang selain berdagang di pasar.

Oleh karena itu, agar tidak berubah status jadi klaster, di pasar lain harus didisiplinkan dalam mematuhi protokol kesehatan. Juga diberikan masker gratis agar banyak orang mau memakainya tanpa disuruh. Kegiatan rapid test juga sering dilakukan, karena di pasar rawan terjadi pengumpulan massa dan mereka lupa aturan jaga jarak.

Tempat lain yang rawan berubah status jadi klaster adalah di pesta pernikahan di rumah. Menurut aturan, boleh saja mengadakan acara syukuran pernikahan, namun tamu maksimal 30 orang, sudah termasuk keluarga. Kedua pengantin dan seluruh tamu juga wajib pakai masker, memakai hand sanitizer, dan dicek suhu tubuhnya. Maksimal 38 derajat celcius.

Jadi jangan nekat menyelenggarkan pesta besar-besaran, apalagi diadakan di gedung dan mengundang ribuan orang. Di tengah pandemi, sangat rawan penularan Corona. Karena di sana tentu tidak ada physical distancing dan udaranya pengap, padahal virus covid-19 sekarang bisa menular lewat udara di tempat yang tidak bersirkulasi baik.

Ketika ada klaster Corona maka kita harus waspada, apalagi ketika lokasinya dekat dengan rumah. Inisiatiflah untuk melakukan tes swab jika pernah kontak dengan orang di dalam klaster. Jangan membuat klaster baru dengan melanggar aturan jaga jarak atau tidak memakai masker kain.

***