Kita mulai dari gerakan virtual. Setahap demi setahap menyusun batu bata agar menjadi dinding yang kokoh. Di sanalah kita akan berdiri, sesuai dengan seruan itu: Para pencari kedalaman, bersatulah!
Para pencari kedalaman, bersatulah!
Para penganjur hidup harmoni, datanglah!
Damai dalam perbedaan, tumbuhkanlah!
Tiga kalimat di atas mungkin cukup. Untuk menggambarkan apa, mengapa, bagaimana , untuk apa komunitas esoterika-Islamika itu dibuat, tiga kalimat di atas sudah menjawab.
Kita ingin merasakan kedalaman hidup. Kita biarkan 1000 bunga tumbuh mekar. Yang dilarang hanyalah yang bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia.
Di tahun 2019, AE Priyono mengajak saya berjumpa membangun komunitas spiritual lintas agama. Menghadapi penganut agama yang semakin sektarian, formalistisk, dan menghidupkan kebencian, diperlukan gerakan yang berbeda.
Ujar AE, justru kita hadirkan kedalaman, kebersamaan, harmoni atas perbedaan. Kita butuh forum untuk sharing lintas iman, bahkan lintas budaya.
Komunitas ini bisa dimulai dulu dari Facebook. Pun kegiatan bisa dimulai dari menyajikan buku mencerahkan tema spiritualitas dari aneka agama dan peradaban.
AE Priyono dengan rajin memulai gerakan ini. Saya membantu dari belakang. Kini AE sudah almarhum.
Tapi, bukankah gagasan yang kuat perlu selalu kita hidup-hidupkan, walau pelopornya wafat? Bukankah mati satu tumbuh seribu?
Saya pun mencari sosok pengganti AE Priyono. Yaitu yang punya passion pada spiritualitas, gemar dan luas membaca, dan terlatih menulis.
Di laman Facebook Esoterika- Islamika, beberapa hari setelah wafat AE Priyono, saya umumkan itu. Siapakah penggati AE Priyono? Dari aneka respon muncul nama Budhy Munawar Rahman.
Ia sahabat yang sudah saya kenal sejak tahun 1984. Bersama kami mendirikan Kelompok Studi Proklamasi, yang waktu itu, kami masih mahasiswa. Usia Dua puluhan. Bersama kami melakukan studi mingguan soal islam.
Kembali saya berjumpa Budhy, di tahun 2015 (?) ketika mbak Omi, istri Nurcholish Madjid mengizinkan karya Cak Nur semua bisa dionlinekan. Abrakadabra! Jadilah perpustakaan online yang paling lengkap memuat hampir seluruh tulisan Cak Nur sejak awal.Budhy akan menggantikan AE Priyono, mengulas buku spiritual hasil kurasinya. Seridaknya seminggu dua buku. Lalu ia menyediakan waktu membagikan buku pdf itu bagi siapapun yang ingin.
Lalu apa tugas saya? Seperti ketika bersama AE, saya berdiri di belakang mengisi apa saja yang kosong. Yaitu agar gerakan yang dimulai dari facebook bisa meluas, seluasnya.
Kita sampai pada peradaban yang maha hebat. Dari generasi itu harus juga lahir gerakan yang menjadi anak kandung zaman.
Kita mulai dari gerakan virtual. Setahap demi setahap menyusun batu bata agar menjadi dinding yang kokoh. Di sanalah kita akan berdiri, sesuai dengan seruan itu: Para pencari kedalaman, bersatulah!
Selamat bekerja untuk Budhy Munawar Rahman.
April 2020
Denny JA
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews