Tidak semua masyarakat memiliki kemampuan dan kemauan membuka toko kelontong penyedia kebutuhan sehari-hari masyarakat atau berwirausaha.
Tanpa perlu gerakan-gerakan atau digerakkan oleh siapapun, saya sudah memprioritaskan belanja di Toko Kelontong dibandingkan di toko-toko retail besar atau waralaba sejak jaman baheula..
NO! Bukan karena saya anti aseng & asing, karena itu artinya saya sudah RASIS, dengan membawa sentimen SARA ke dalam perniagaan.
Dan sentimen seperti itu jelas bukan perniagaan yang diterapkan ala Rasulullah (silakan yang mengklaim pengikut Sunnah, bantah saya).
Bukan juga karena saya anti kapitalisme (pemodal besar). Seringkali kita yang tidak memiliki modal juga tidak bisa hidup tanpa topangan dari Big Capital. Accept that reality.
Banyak orang tidak akan bisa punya rumah, kendaraan, bahan bakar, pangan, dan perlengkapan penunjang hidup lainnya, jika tidak ada Big Capital yang menalanginya dahulu agar masyarakat bisa memiliki semua itu dengan cara mencicil.
Itulah sunatullah diciptakannya si Kaya dan si Miskin untuk menciptakan keseimbangan hidup dan alam semesta. Padahal Tuhan bisa menciptakan semua manusia dalam satu rupa jika Dia berkehendak (silakan yang mengklaim pengikut Sunnah, bantah saya).
Tapi saya memprioritaskan berbelanja di Toko Kolontong, sepanjang barangnya tersedia, karena ingin mengangkat para pemodal kecil, agar mereka tetap hidup meskipun berdampingan dengan toko-toko retail besar.
Kalau soal harga, sudah pasti toko retail besar bisa menawarkan harga yang lebih murah.
Tapi justru itulah, kita mensupport UMKM karena mereka tidak akan mampu bersaing dengan para pemodal besar.
Dasarnya supporting ekonomi kerakyatan, bukan karena alasan-alasan rasisme.
Toko-toko retail besar pun tetap dibutuhkan kehadirannya untuk menjaga inflasi, menjaga daya beli masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak bisa disediakan para pemodal kecil, dan paling penting membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Tidak semua masyarakat memiliki kemampuan dan kemauan membuka toko kelontong penyedia kebutuhan sehari-hari masyarakat atau berwirausaha. Sebagian lainnya membutuhkan lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Kemenag Cuma Tukang Stempel Sertifikat Halal, MUI yang Menentukan
Toko kelontong paling hanya menyerap 1-10 tenaga kerja, namun toko-toko retail mampu menyerap ribuan hingga jutaan tenaga kerja.
Ada dompet masyarakat yang terisi dengan mereka mendapatkan kesempatan kerja, kemudian ada daya beli yang tumbuh dari sana. Belum lagi dengan pendapatan pajak yang bisa diperoleh oleh negara dari sana.
Jadi menghidupkan toko-toko retail dengan berbelanja ke sana pun, tetap memiliki peranan membantu masyarakat umum dan negara.
Setiap nilai dari sebuah tindakan, tergantung dari niatnya. Anda bisa membangun niat atas dasar sentimen kebencian atau kecintaan. Pilihannya ada pada diri anda sendiri.
Manusia sudah diberi hati dan akal oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, sebagai guidance Untuk menentukan pilihan-pilihan yang ditawarkan kehidupan.
Karena kehidupan bisa menawarkan kebaikan atau menjerembabkan kepada kerusakan. Itulah gunanya hati dan akal, untuk membedakan yang haq dan bathil.
Saya memilih membangun niat dengan cinta. Bagaimana dengan anda?
***
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews