Pekerjaan rumah Nadiem Makarim sangat berat. Untuk membawa generasi penerus Indonesia menjadi generasi cerdas dan tidak terkungkung pada kebodohan..
Indonesia sudah dikenal dunia sebagai negara Islam terbesar di dunia. Namun ironisnya, meski dunia sudah sedemikian tanpa batasnya karena teknologi, banyak dari kita yang seolah hidup seperti katak dalam tempurung.
Seolah dunia hanya yang ada di sekitar mereka saja, dan orang lain di belahan dunia yang lain tidak dapat menyaksikan perilaku kita sehari-hari dan tentu saja mereka membangun opini tentang apa yang mereka saksikan, tentang Indonesia, tentang Muslim Indonesia, dan seterusnya.
Kita juga sering tidak menyadari bahwa yang kita posting setiap hari di media publik seperti Facebook, Twitter, dlsb orang lain di belahan bumi lain juga bisa membaca. Saya kadangkala juga ngalamin TS saya dishare oleh entah siapa orang asing, padahal berbahasa Indonesia. Thank Allah yang menciptakan fitur translation.
Bayangkan jika yang kita share adalah cacian, makian, ujaran kebencian... Perilaku yang kita tunjukkan rasisme, radikalisme, kekerasan, bullying, dan lain sebagainya.
Seringkali sebagai Muslim kita tidak menyadari bahwa ucapan dan perilaku kita adalah etalase dan representasi dari agama yang kita anut.
Non Muslim tidak membaca Al Quran & hadits, tidak mendengar ceramah para ulama yang mengajarkan ilmu-ilmu Islam.
Non Muslim melihat agama Islam dari ucapan dan perilaku kita sehari-hari.
Saya bersyukur bahwa Elizabeth Gilbert ini mengenal wajah Islam dari keramahan dan ketulusan seorang Muslimah di Lombok, sehingga ia membangun opini untuk dirinya sendiri, "Perempuan inilah wajah Islam".
Bagaimana jika yang ia temui seorang emak-emak yang berpakaian Islami, yang meneriakinya, " Hei bule KAFIR, enyah kau dari Indonesia, najis lihat kafir seperti kamu di sini."
Opini apa yang akan dibangun oleh orang luar dan non Muslim tentang Islam dan Indonesia?
Pekerjaan rumah Nadiem Makarim sangat berat. Untuk membawa generasi penerus Indonesia menjadi generasi cerdas dan tidak terkungkung pada kebodohan..
Sudahi kebodohan ini, ya akhi ya ukhty...
***
Catatan:
Transkrip video di atas (diambil dari postingan Nadirsuah Hosen) bisa dibaca di bawah ini:
She is my face of Islam
Oprah: So describe a moment when you experienced true and pure grace and you knew it.
Elizabeth: I was in Indonesia. I was going through my horrible divorce was 31 I was in a terrible depression and I took myself to this tiny little island and decided I needed spend 10 days in silence to try to have a Truth and Reconciliation hearing with myself because I was so full of shame and pain and I decide I would speak not a word for 10 days and I didn't know anybody who got it on a beach in this tiny little very poor fishing island off of Lombok in Indonesia and I got terribly terribly sick with food poisoning and my plan was to walk around the island every day except a tiny little island and there was this one woman this Muslim woman and you know when I say this island was poor I mean what these people fished that day is what they ate for dinner that night you know and this one woman on the other side of this island used to see me walking and she would put her head on her heart and smile at me when I walked by and I would do the same to her and then I got really sick and I was stuck in my cabin de hydrated terrified I actually thought I had malaria you know and far away from anyone who knew me and this woman came and found me something in her knew that I wasn't well she had seen me and she knew I wasn't doing well anyway but when she didn't see me on my daily walk she came and knocked on line door and and saw the condition that I was in and went like this and came back an hour later with fresh food and fresh water for me and I just started crying in her arms and she held me in her arms like I was her child and and just rocked me and took care
Oprah: to even know her name
Elizabeth: didn't know her name still dont and and by the way she is my face of Islam whenever you know what ever conversation in the world has ever happening about Islamic she is my face of Islam that woman who went across an island knocked on every door in this little until she found the person who she knew suffer and came and took care of.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews