Gadis kecil bernama Luluk itu bukannya diam malah menangis menjadi. Marni pun semakin tersulut amarahnya.
Sinopsis : Cerita keluarga yang berjudul anak yang berkebutuhan khusus beda kasta beda fasilitas ini mencerita kan fenomena. Diantaranya yaitu Pada kehidupan jaman sekarang.
Saat orang tua sibuk mencari materi. Sementara tugas merawat anak yang merupakan amanah dari tuhan justru dibebankan kepada kakek neneknya.
Kemudian cerita ini mengusung kehidupan anak berkebutuhan khusus dari keluarga tak mampu dan anak berkebutuhan khusus dari keluarga kaya raya.
anak berkebutuhan khusus dari keluarga tidak mampu sulit keluar dari situasi tersebut dibandingkan dengan anak berkebutuhan khusus dari keluarga kaya. Sebab latar belakang pemahaman orang tua,lingkungan,dan fasulitas yang berbeda
Bagian 1
"Luluk .. Ya Tuhan, Ngompol lagi, Ngompol lagi!"
Teriak Marni pada putrinya yang masih berusia 3 tahun memecahkan suasana dipagi hari. Ibu muda berusia 19 tahun tersebut tampak gusar membersihkan tempat tidur bekas ompol putrinya.
Dia telah menutup kedua lubang hidungnya, Namun Karena tidak tahan dengan baunya yang menyengat.Dia memutuskan berhenti.
"Plak.. Plak.. !". Pukul Marni pada putrinya yang masih terlelap.
"Bangun bodoh! Bangun! Kamu ngompol!". Omel Marni sambil membangunkan puterinya dengan kasar.
"Huuuuhuuuuhuuuuu ... Hu....." Puteri kecilnya pun menangis histeris.
Mungkin dia juga kaget bukan main. Bangun tidur bukannya disapa dengan penuh kasih sayang melainkan dihantam dengan pukulan-pukulan beserta omelannya.
"Diam!! Ayo bangun dari situ!! Pergi kekamar mandi!!". Bentaknya lagi.
Gadis kecil bernama Luluk itu bukannya diam malah menangis menjadi. Marni pun semakin tersulut amarahnya. Cerita selengkapnya
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews