Saya lagi-lagi memelihara pengharapan, mungkin Pak Presiden habis membaca artikel saya tentang dekonstruksi nilai ala Derrida.
Yang membuat saya tertawa hari ini ada tiga. Pertama becandaan tentang apa penyebab orang masuk neraka. Ternyata jawabannya adalah trigonometri. Barang siapa terlalu banyak menghitung sin dan lupa berpikir tentang cos dan tan, maka berdoa lah pada Tuhan, "Forgive me for I have sinned..."
Pantas waktu SMA saya malas belajar Trigonometri, takut berdosa saya...
Kedua, tentang pernikahan YouTuber Atta Halimun yang kini sedang honeymoon. Pernikahan itu mendadak menjadi sorotan dan terasa politis karena dihadiri Presiden dan mantan rivalnya yang kini jadi koleganya. Jiwa julid saya meronta-ronta, itu bapaknya prngantin perempuan kok kesannya penjilat banget. Daripada mengundang pejabat negara yang nggak ada hubungan, mending bayarin tiket pesawat besannya biar bisa hadir. Kasian kan, mungkin mereka nggak kuat ke Jakarta karena tiket pesawat mahal, eh banyak anak pula yang mesti diongkosi.
Mendadak saya teringat, selain memelihara iman, kita juga harus memelihara pengharapan. Kali-kali aja, Pak Presiden ingin menjadikan momen penuh kasih itu sebagai simbol bersatunya kelompok yang biasa berantem: cicak gurun dan percil. Atau mungkin ingin menjadikan Atta Halimun sebagai influencer yang mengkampanyrkan bahaya radikalisme dan terorisme. Atta akan menari dan menyanyi lengkap dengan ikat kepala dan celana ketat.
Lebih baik bercelana ketat seperti Atta daripada cingkrang, karena celana ketat tak dapat digunakan untuk menyembunyikan bom ataupun senjata, baik berlaras panjang ataupun pendek. Pasti terlihat jelas.
Tapi mungkin juga Pak Presiden dan Pak Menko cuma ingin foto bareng sebagai penggemar Atta. Bagaimanapun Atta adalah idola baru publik Indonesia setelah masa kejayaan idola terdahulu yang juga bernama mirip telah berlalu. Ya, Hamdan Attamimi aka Hamdan ATT pernah menjadi idola di Indonesia seperti Attamimi Halimun.
Ketiga, pengharapan saya yang lainnya, meski sebenarnya hati jengkel. Ini tentang santunan kepada istri terduga teroris yang diduga terlilit hutang. Siapa tahu hal ini membukakan mata warga sekitarnya.
Bahwa jika engkau ikut gerakan teroris bisa jatuh miskin dan terlilit hutang. Udah gitu waktu mati, belum tentu masuk surga juga. Karena hutangnya berbunga. Ada ribanya, dan itu dilarang kan?
Tapi bagaimana bila masyarakat menilainya beda: ngutang yuk, trus jadi teroris, ntar hutangnya dibayari negara. Yuk jadi teroris... gimana coba. Soal ini, jangan paksa saya untuk menjawabnya dong. Saya nggak sepinter itu.
Saya lagi-lagi memelihara pengharapan, mungkin Pak Presiden habis membaca artikel saya tentang dekonstruksi nilai ala Derrida.
Untuk tidak meributkan siapa yang pro dan kontra terorisme, tapi dengan menghukum pelakunya setinggi-tingginya, serta membuat malu bini teroris yang sudah makan minum dengan uang santunan dari pemerintah 'thaqut'...
Pemikiran saya yang terakhir ini terasa halu banget. Pengharapan yang halu. Siapa lah saya...
Selamat Paskah.... Kita semua merayakannya. Baik karena iman, maupun karena bisa liburan...
#vkd
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews