Saya lebih ikhlas memberikan sumbangan pada orang yang benar-benar butuh, daripada untuk mempermewah bangunan mesjid/musolla.
Tiap tahun pasti kejadian ini. Karena hari ini THR karyawan pabrik cair, maka dari tiga hari yang lalu surat meminta sumbangan untuk membuat bangunan musolla lebih mewah, lengkap dengan amplopnya ini sudah diedarkan di komplek perumahanku. Jujur, bagi saya ini memuakkan!
Isi surat edarannya agak maksa. Setiap KK dimintai sumbangan minimal 50.000,-. Maksimal tidak dibatasi, njlehi! Ngakunya hasil rapat bersama pulak.
Saya ini baik hati (menurut saya lho ya) tetapi kalau caranya begini, asli! Saya bisa ndablek!
Saya terus terang ngomong pada petugas yang mengedarkannya, "Maaf, saya tidak ada dana untuk menyumbang, Pak!"
Amplop saya kembalikan, dan para petugas itu langsung melengos pergi kayak tidak senang hati gitu. Tadi siang saya berpapasan dengan salah satu pengurus RT/RW juga buang muka dengan saya. Lhaaa Bodo Amat!
Selama bulan ramadhan ini, saya sengaja memilih pesan gofood. Tujuannya selain membeli jajanan bukaan yang menjamur di pinggir jalan, juga agar para abang ojol dapat orderan. Saya selalu membelikan untuk mereka juga, untuk buka puasa.
Saya juga tidak pernah mengantar makanan pada mesjid atau musolla. Karena saya yakin, makanan di sana pasti melimpah dari warga sekitar.
Saya lebih memilih mencari para pedagang atau penyedia jasa keliling yang saya yakin rumahnya jauh. Misalnya tukang sol sepatu, penjahit keliling, tukang servis keliling, penjual sendal/sepatu keliling dan sejenisnya.
Terkadang saya membungkus kolak yang sengaja saya masak banyak atau beli takjil 10 bungkus, untuk dibagikan pada mereka. Itu jadi rutinitas Ngabuburit saya tiap sore.
Jadi, kesimpulan dari thread saya ini cuma mau bilang, saya lebih ikhlas memberikan sumbangan pada orang yang benar-benar butuh, daripada untuk mempermewah bangunan mesjid/musolla, atau untuk menyumbang biaya membangun pagarnya dari stainless. Biarlah saya dicap tidak agamis, yang jelas saya lebih memilih humanis.
EGP!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews