Banyak fans atau sahabat Erdogan yang tetap cinta kepada negara Turki, bahkan dijadikan kebanggaan untuk mengenang sejarah atau kehebatan Ottoman Turki.
Turki meradang. Lalu mengerang.
Meradang karena apa? Turki meradang karena parlemen atau kongres AS mengeluarkan resolusi yang isinya mengakui atau mengesahkan secara resmi bahwa pada masa Ottoman Turki atau Kekaisaran Ustmaniyah telah terjadi genosida, pembantaian Turki Ottoman kepada etnis Armenia.
Bahkan ketua parlemen AS Nancy Pelosi mengatakan merasa terhormat karena telah memberikan suara terkait peristiwa genosida itu dan merupakan kekejaman abad-20.
Resolusi terkait genosida atau pembantaian etnis Armenia yang dilakukan oleh Kekaisaran Ustmaniyah merupakan resolusi politik yang keluar di tengah ketegangan antara Turki dan Amerika terkait konflik di Suriah. Namun begitu, genosida atau pembantaian etnis Armenia juga merupakan sebuah fakta sejarah kelam abad -20.
Resolusi atau pengakuan genosida kepada etnis Armenia yang dikeluarkan oleh Amerika terbilang telat karena sudah ada hampir 29 negara yang mengakui adanya genosida etnis Armenia tersebut. Dan negara pertama yang mengakui genosida tersebut adalah Uruguay.
Tentu saja Turki menolak mentah-mentah resolusi tersebut dan menuduh Amerika memainkan politik terkait sejarah masa lalu Ottoman Turki.
Seperti kita ketahui, pada bulan April tahun 1915 etnis Armenia digiring ke Gurun Suriah untuk dibantai atau dibunuh. Bahkan Etnis Kurdi yang sekarang menjadi musuh Turki, dulunya adalah sekutu mereka dan terlibat juga pembantaian kepada etnis Armenia.
Laki-laki dewasa dijadikan tenaga kerja paksa, wanita, anak-anak mati karena kelaparan dan terkena wabah penyakit dan pembantaian dengan ditembak.
Bahkan banyak sejarawan atau pakar dari Turki yang membenarkan atau tidak menyangkal peristiwa genosida tersebut. Sekalipun Turki menyangkal atau menolak peristiwa itu. Mereka menganggap pembantaian atau pembunuhan itu mereka lakukan kepada kelompok kriminal atau pengkhianat. Dan matinya etnis Armenia pada waktu itu karena wabah penyakit dan korban perang bukan genosida.
Apalagi Ottoman Turki yang kalah perang dengan Rusia menimpakan kekalahan itu kepada etnis Armenia yang dianggap berkhianat dan tambah menjadi semangat untuk membantai atau membunuh mereka.
Terkadang sejarah kelam ditulis dengan tinta darah dan tidak enak untuk diungkapkan dengan sejujurnya atau sebenarnya,karena pasti ada pihak-pihak yang tersudut atau tidak suka.
Namun begitu, banyak fans atau sahabat Erdogan yang tetap cinta kepada negara Turki, bahkan dijadikan kebanggaan untuk mengenang sejarah atau kehebatan Ottoman Turki.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews