Anti Seleb

Para Seleb Medsos harus terus memproduksi konten sepanjang waktu jika ingin namanya terus difollow netizen.

Sabtu, 10 Agustus 2019 | 19:03 WIB
0
512
Anti Seleb
Ria Ricis, seleb medsos ternama (Foto: Popbela.com)

Hal-hal seperti dalam artikel ini yang membuat saya tidak pernah tertarik "berusaha" menjadi seleb medsos atau influencer, atau bahkan sekedar internet marketer. Artinya dengan secara sengaja dan niat mencari materi atau sekedar popularitas di dunia maya.

Padahal saya sudah memiliki akun facebook, youtube, twitter, instagram sejak pertama mereka hadir, sebelumnya diawali dengan frenster, yahoo, msn, skype, dlsb. Memang buat saya internet dan gadgets are lyfe. Seperti udara, tidak bisa hidup tanpa mereka.

Saat SMP, ketika teman masih main tetris dan tamagochi dan kakak saya minta dibelikan motor, saya memilih minta dibelikan komputer. Harganya sama 5 jutanya, tapi nilai depresiasinya jauuuhh bangettt. 

Ketika komputernya sudah jadi barang rongsok, si motor masih gagah menghias garasi, dan masih bisa dijual pula, lalu kakak saya masih dapat uang lagi... kurang ajar banget kan. Orang tuanya sudah adil pada anak-anaknya, sayanya yang cenderung "bodoh" dalam menentukan pilihan hidup (dalam segala hal) walah...koq jadi serius curcol.

Tahun 90an anak SMP sudah punya komputer itu 'wah' sekali... mungkin seperti kids jaman now yang masih SD gadgetnya berlogo apel semua.. (Jangan ditiru, ya bunda..meski mampu kurang mendidik..  Tapi sifat saya memang demikian, tidak pernah perhitungan dalam hal menjaga kesenangan dan prinsip. Bahkan dalam menjaga itu cenderung sangat idealis hehe..

Seperti dalam dunia permedsosan ini, di dunia nyata, saya bisa menjadi seorang marketer yang cukup baik, tapi di internet saya tidak tertarik menggelutinya. Ini juga bisa disebut pilihan yang "bodoh", saat di mana dunia sudah menjadi serba digital dan perdagangan sudah mulai bergeser dari offline menjadi serba online.

Banyak kesempatan yang aselinya bisa saya buat, tapi dilewatkan begitu saja. Malah saya menghamburkan uang di sana. Dulu gaji pertama sebagai fresh graduate hanya 600K, lalu 300K nya dihabiskan untuk berlangganan Sp**dy apa bukan pemborosan namanya? 

Hanya karena saya menyadari bahwa dengan mencari "sesuatu" di internet akan melanggar prinsip-prinsip yang saya pegang, maka itulah saya tidak pernah tertarik (atau sebut saja belum ya, tidak boleh takabur, who knows about tomorrow).

Karena dunia internet dan permedsosan itu penuh dengan "jebakan". Kita tidak akan pernah merasakan yang namanya "titik puas". Selain karena godaannya, juga karena wajahnya yang terus berubah, dipengaruhi oleh teknologi yang terus berkembang sangat cepat.

Anda lelah, tapi tidak bisa berhenti. Karena sekali berhenti anda akan menjadi 'nobody' lagi, sementara sebelumnya anda sudah terbiasa dengan kepopularitasan dan uang mudah. Anda akan mulai mengalami stress dan hidup dalam depresi.

Karena berbeda dengan Seleb Konvensial yang karyanya lebih bisa diabadikan, monumental dan memorable, seperti Obbie Mesakh misalnya, meski puluhan tahun sudah tidak berkarya, tapi namanya masih dikenal orang, mungkin namanya sudah tidak memiliki nilai jual, tidak bisa menjadi sandaran untuk mencari materi lagi, tapi paling tidak saat mereka di tempat publik masih ada yang meminta foto bareng.

Sementara Seleb Medsos besar karena konten, dan ada ribuan konten bersliweran di depan mata para netizen setiap hari, para Seleb Medsos harus terus memproduksi konten sepanjang waktu jika ingin namanya terus difollow netizen.  Karena netizen hanya mengingat nama, bukan konten atau karya para Seleb, yang hanya berupa gambar, sekian ratus kata dalam sebuah tulisan atau sekian menit video. 

So, No Konten No Nama. You Are Nobody, di jelantrahan jagad maya yang maha luas ini.

Akan berbeda jika para Seleb ini memang punya skill beyond sebagai content creator. Misalnya seperti Ernest dan Raditya Dika yang mengawali debut sebagai Komika yang hanya mengandalkan tampilan sekian menit di panggung, namun di luar itu ia punya skill untuk menulis skenario dan menyutradarai film. Bahkan seorang Awkarin, setelah sukses di dunia online, dia lantas pada akhirnya 'gandulan' ke dunia offline juga.

Tapi jika tidak memiliki skill lain, selain content creator, haduuh...

Karena menjadi seorang Seleb Medsos mungkin mudah diusahakan, bisa diikhtiarkan secara instan, tapi ongkos maintenance nya itu yang 'mahal'. Dan 'ongkos' inilah yang seringkali melanggar prinsip-prinsip yang saya pegang dan membuat saya tidak pernah tertarik mencari "sesuatu" di dunia maya.

Demi tetap berproduksi dan menjaga followers, seringkali anda harus mencuri karya orang lain tanpa ijin (eh kalo namanya mencuri pasti tidak dengan ijin ya), mendompleng kepopuleran orang lain, membuat drama, sensasi, membuka aib orang, provokasi hingga hoax, dlsb.

Dan lain sebagainya tidak perlu disebut semua ya, karena nanti saya makin tidak disukai Kawan Seleb dan Sobat Netizen..

Diakui atau tidak, banyak di antara para netizen yang "terpenjara" oleh followers-nya sendiri. 
Tidak bisa menjadi diri sendiri lagi, sekedar ingin berkeluh kesah atau curhat takut dibully, ingin posting sesuatu harus mempertimbangkan followers, disukai followers tidak ya, bakal dibilang norak gak ya, dst.. akhirnya setiap hari harus melakukan pencitraan demi memenuhi apa yang diekspektasikan followers pada mereka.

Dan pencitraan itu melelahkan, Bambang! 

Dan yang paling menakutkan bagi Seleb adalah ketika pencitraannya dibongkar oleh kawan sendiri yang tahu kehidupan mereka sehari-hari di dunia nyata, dan tidak selalu mengaminkan image yang dibangun si Seleb. Sakiitt...Sakit, Jamilah! Setelah berdarah-darah membuat konten, membangun image demi menghimpun followers.

Tapi, karena setiap orang memiliki pilihan hidupnya masing-masing, dan karena saya orangnya mengaku bijak hehe.. saya pun belajar menerima pilihan hidup orang lain. 

Dulu saya nyinyir sekali soal curi mencuri karya itu, sekarang sudah bisa sebodo amat. Even jika dialami sendiri, ya sudah biarkan saja kalau yang mencuri itu merasa bahagia, semoga tetap ada berkahnya..  

Termasuk menyaksikan tingkah polah para Seleb berebut perhatian netizen, tidak lagi sering saya komentari, meskipun sebenarnya seru jika dijadikan status.

"Hidup itu mudah, bahagia itu sederhana... tapi sukanya dibuat njlimet sendiri."

Cuma itu catatan akhir saya tentang para Seleb Medsos..  

***