Soal Kabut Asap di Kalimantan dan Sumatera, Operasional Bandara Normal

Dampak kabut asap tidak terlalu parah, visibility mencapai 5 kilometer. Tidak ada penerbangan, tapi petugas standby khususnya helikopter BNPB untuk melakukan water bombing.

Kamis, 12 September 2019 | 20:21 WIB
0
344
Soal Kabut Asap di Kalimantan dan Sumatera, Operasional Bandara Normal
Bandara tetap berfungsi (Foto: Dok. pribadi)

Maraknya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menghasilkan kabut asap mulai berdampak pada aktifitas penerbangan di sejumlah bandar udara di wilayah Sumatera, Kalimantan dan sekitarnya. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terus berupaya memastikan operasional penerbangan di bandara yang terdampak berjalan normal.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, hingga hari ini, Rabu (11/09), disejumlah wilayah terdapat titik api dengan kategori sedang dan tinggi yang menyebar di Sumatera, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. “Kami akan terus memantau perkembangan kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan serta berkoordinasi dengan stakeholder terkait sehingga semua tim dapat disiapsiagakan dan dapat segera menginformasikan langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal – hal yang mengganggu penerbangan,” tegas Polana.

Polana berharap, semua pihak seperti Otoritas Bandar Udara (OBU), Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU), AirNav dan maskapai tetap memperhatikan keselamatan dan keamanan penerbangan. “Saya imbau untuk semua pihak agar mematuhi aturan yang berlaku, keselamatan adalah yang paling utama, No Go item," tegas Polana.

Sementara itu, Plt Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Rahadi Usman Ketapang, Kalimantan Barat, Donny S Haris mengatakan, kondisi saat ini lebih baik dibandingkan 4 hari yang lalu, jarak pandang hanya 500 meter terjadi pada pukul 06.00 – 08.00 WITA, akibatnya sejumlah penerbangan mengalami keterlambatan (delay) hingga 4 jam.

“Kondisi saat ini, terjadi delay paling lama 1 sampai 1,5 jam, kami juga membagikan masker kepada pengguna jasa dan terus melakukan koordinasi dengan kepolisian, Pemprov Kalbar dan stakeholder terkait dalam penanganan kabut asap,” jelasnya.

Penerbangan di Bandara Rahadi Usman saat ini dilayani dua maskapai yaitu Nam Air dengan rute Ketapang – Pontianak (PP), Ketapang – Semarang (PP), Wing Air dengan rute Ketapang – Pontianak (PP).

Hal serupa juga terjadi di Bandar Udara, H Asan Sampit, Kalimantan Tengah, kondisi saat ini penerbangan masih berjalan normal.

“Meski ada maskapai yang sempat mengalami delay selama 1 jam karena masalah operasional. Pada pukul 14.47 visibility masih 7 km, asap sekitar runway 13 cukup tebal namun di runway 31 masih normal,” jelas Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara H Asan Sampit, Havandi Gusli.

Menurut Havandi, penanganan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sampit sudah ditangani oleh 2 mobil damkar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 1 unit milik Pemda dan 1 unit lagi milik PKP-PK bandara, juga ada 2 heli water bombing yang masih bekerja memadamkan titik api.

Kepala Unit penyelenggara Bandar Udara Tebelian, Sintang Kalimantan Barat, Patah Atabri, penerbangan masih berjalan normal dengan visibility mencapai 1000 hingga 3000 meter. “Kalau dua hari yang lalu, maksapai ada yang cancel karena cuaca gelap dan memutuskan RTB ke Pontianak,” jelasnya.

Patah mengatakan, maskapai Wings Air dan Nam Air berhasil landing dengan selamat. “Untuk memastikan kondisi, kami melakukan rapat koordinasi dengan BMKG, AirNav, maskapai untuk memastikan kondisi yang paling aman untuk landing pesawat, Alhamdulillah, calon penumpang tetap sabar menunggu kondisi aman untuk melakukan penerbangan,” tambah dia.
jelasnya.

Sementara itu , Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU), Japura Rengat, Indragiri Hulu Riau, Capt Mochammad Kurniawan mengatakan, dampak kabut asap tidak terlalu parah, visibility mencapai 5 kilometer. “Memang tidak ada penerbangan, tapi kita standby khususnya untuk helikopter BNPB untuk melakukan water bombing,” jelasnya.

***