Termasuk PDIP apabila tidak menindak Arteria Dahlan dengan tgas maka PDIP juga harus diberikan sanksi sosial dan politik oleh masyarakat Sunda dengan cara untuk tidak memilih PDIP pada Pileg 2024 nanti.
Pernyataan Arteria Dahlan Selaku Anggota DPR RI dalam rapat kerja bersama Kejaksaan Agung yang meminta Kepala Kejagung untuk memecat Kejati Jawa Barat hanya karena berbicara bahasa Sunda telah menyinggung perasaan urang Sunda
Eskalasi sosial masyarakat Sunda di Jawa Barat menggeliat. Media sosial penuh dengan postingan yang bernada protes, marah, kecewa dan meminta DPP PDIP dan MKD DPR RI untuk memberikan sanksi pemecatan.
Begitu pula dengan geliat beberapa elemen komunitas adat budaya kasundaan mulai bergerak menggelar aksi protes dengan berdemonstrasi ke lembaga DPRD dan kantor kejaksaan dan kepolisian di Kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat. Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya dan lainnya. Mereka mengekspresikan rasa kecewa dan kekesalannya terhadap pernyataan dan arogansi Arteria Dahlan yang notabene adalah wakil rakyat di DPR RI.
Ketika Kang Emil (Ridwan Kamil) selaku gubernur Jawa Barat memberikan pernyataan agar searifnya Arteria Dahlan meminta maaf sama warga masyarakat Sunda di Jawa Barat, Arteria malah menunjukan arogansinya dengan cara menantang untuk melaporkan dirinya kepada Mahkamah Kehormatan Dewan.
Hal itu tentu semakin menambah rasa kesal urang sunda di Jawa Barat, karena betapa arogannya seorang wakil rakyat dari PDIP tersebut. Meskipun ketika di minta Klarifikasi oleh Fraksi PDIP DPR RI juga Sekjen Hasto Kristiyanto, Arteria akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada warga Masyarakat Jawa Barat atas pernyataannya tersebut di forum rapat DPR.
Jika melihat apa yang dilakukan oleh Arteria Dahlan tersebut, Sebagai Wakil Rakyat harusnya paham bahwa NKRI ini spiritnya adalah Kebhinekaan dalam Ke-Ika- an. Sehingga bahasa, budaya dan adat daerah menjadi kesempurnaan dan kekayaan Nusantara.
Bahasa Sunda itu bagian dari kekayaan yang dimiliki Bangsa Ini, selain ragam suku, budaya, adat, agama, bahasa lainnya. Yang harus di jaga dan di apresiasi serta di lestarikan.
Urang Sunda juga warga Negara Indonesia yang ikut bayar pajak dan bayar gaji dan segala fasilitas pejabat negara seperti Arteria Dahlan ini.
Seharusnya kritisisme Arteria Dahlan selaku wakil rakyat itu fokus saja pada urusan kinerja Mitra Kerja kementerian dan lembaga yang ada. Yaitu mereka yang juga bekerja dengan menggunakan uang rakyat. Supaya mereka bekerja benar-benar demi kepentingan rakyat. Demi mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Arteria Dahlan sebagai politisi PDIP seharusnya paham bahwa partainya ini partai nasionalis yang juga menghargai pluralitas rakyat dan masyarakat Indonesia.
Untuk itu, sudah sepantasnyalah kita dan masyarakat Sunda pada umumnya meminta Arteria Dahlan meminta maaf dan meminta MKD DPR RI memprosesnya sesuai ketentuan yang berlaku. Dan PDIP juga memberikan sanksi pada Arteria Dahlan untuk di pecat saja dari anggota DPR RI.
Baca Juga: Hatur Nuhun, Arteria Dahlan
Dari kehebohan peristiwa ini, sebenarnya dapat menjadi momentum bagi Urang Sunda untuk bangkit, masyatakat Sunda Kudu Hudang, Nguliat untuk memberikan sanksi Sosial terhadap peristiwa apapun yang mencederai masyatakat Sunda dan Jawa Barat pada umumnya dalam bentuk memberikan sanksi sosial maupun sanksi politik. Untuk benar-benar bisa memberikan pelajaran bagi siapapun, politisi partai apapun dengan cara tidak memilihnya kembali. Terutama dalam even-even politik semisal pileg, pilpres, pilkada dst.
Termasuk PDIP apabila tidak menindak Arteria Dahlan dengan tgas maka PDIP juga harus diberikan sanksi sosial dan politik oleh masyarakat Sunda dengan cara untuk tidak memilih PDIP pada Pileg 2024 nanti.
Urang Sunda harus punya ajen dan harga diri sebagai jatidiri Kisunda. Jangan sampai orang Sunda di sepelekan secara politik, di jajah dengan seenaknya oleh mereka yang memiliki kekuasaan.
Urang Sunda kudu hudang, nguniang, ngulisik ketika di usik. Buktikeun yen urang Sunda ge mampu jeung bisa. Ulah ngan saukur mangga tipayun wae.
Cag.
Usman Kusmana, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Sosial Universitas Pasundan Bandung.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews