Hatur Nuhun, Arteria Dahlan

Sebagai orang Sunda, saya pilih yang pertama. Rasa yang terbangun dari ucapan itu lebih dalam, personal, dan emosional.

Jumat, 21 Januari 2022 | 10:21 WIB
0
384
Hatur Nuhun, Arteria Dahlan
Arteria Dahlan (Foto: detik.com)

Teuing kunaon, saya tidak tergerak marah ke Arteria Dahlan, malah merasa harus berterima kasih.

Saya mencoba melihat konteks yang ia bicarakan tentang kondisi 'kehidupan' di tubuh Kejagung yang menjadi materi rapat saat itu.

Pikiran saya melayang saat mantan gubernur Jabar, Yogie SM, didaulat Presiden Soeharto sebagai menteri dalam negeri.

Saat itu ada anekdot yang muncul bahwa Pak Harto ngasih pesan ke Yogie SM agar segera menjabarkan program-program pemerintah.

Maka tak lama setelah menjabat, Yogie SM langsung merekrut dan menempatkan orang-orang dari Jabar (Jawa Barat) di berbagai jabatan di lingkungan departemen yang dipimpinnya.

Ini sesuai pesan Pak Harto untuk 'menjabarkan' program pemerintah dengan merekrut orang-orang Jabar. 

Sebenarnya ini banyak terjadi di sekitar kita ketika ada pergantian pimpinan sebuah institusi.

Dan memang, orang cenderung nyaman bekerja dengan orang-orang yang punya banyak kesamaan. Termasuk kesamaan daerah.

Selama mereka mumpuni bisa kerja, mengapa why not? Demikian template kilahnya.

Jauh dari itu, Arteria Dahlan berhasil membangunkan urang Sunda untuk cinta pada bahasa ibunya sendiri, basa sunda.

Bahasa ibu itu punya kekuatan yang lebih besar dibanding bahasa nasional apalagi bahasa asing, terutama untuk mengungkapkan hal-hal yang emosional.

Perhatikan contoh ucapan ultah ini:

"Wilujeng tepang taun, Teh. Mugia jembar ku rejeki sinareng kabagjaan. Titip salam kangge kulawargi sadaya."

"Selamat ulang tahun, Mbak. Semoga banyak rejeki dan kebahagiaan. Salam buat keluarga."

"Miladuki saidah, barakallahu fii umrik. Aku kangen kamu, kapan bisa ketemu?"

Baca Juga: Mengapa Orang Sunda Tak Perlu Marah-marah kepada Arteria?

Sebagai orang Sunda, saya pilih yang pertama. Rasa yang terbangun dari ucapan itu lebih dalam, personal, dan emosional.

Hatur nuhun, Kang Arteria Dahlan.

Mugia urang sunda langkung micinta kana basa sorangan, reueus ka warisan Ki Sunda nyalira.

Sumangga dikantun.

Cul leos. 

Gejlig...!!!

***