Sebagaimana latihan pada umumnya, melatih sistem imun berarti memberikan tantangan atau beban kepada tubuh secara terukur.
Kita semua berlomba-lomba meningkatkan imun. Tapi jika dicermati, kasus Covid yang parah dan sering berujung kematian justru karena imun yang bekerja berlebihan.
Karena panik oleh serangan virus SARS-Cov2 yang pandai mengelabui sistem pertahanan tubuh, maka sistem imun kita menjadi over-acting. Akibatnya, alih-alih menyerang virus, sistem imun kita malah menyerang organ-organ tubuh kita sendiri. Inilah yang disebut radang atau inflamasi; atau jika sudah parah, misalnya, bisa menjadi badai sitokin.
Memang kita tidak mau imun yang lemah, tapi juga tidak mau imun yang terlalu “baper” sehingga membabi-buta melakukan serangan dan merusak badan sendiri. Yang diinginkan adalah respon imun yang pas. Kita tidak mau bunuh lalat pakai rudal, tapi juga tidak bisa bunuh serigala pakai penepuk nyamuk.
Imunologi adalah bidang ilmu yang rumit, dan sel yang terlibat dalam sistem imun banyak sekali. Dan saya bukan ahlinya. Ini hanya pemahaman pribadi yang saya pakai sebagai doktrin dasar perang melawan Covid.
Tapi untuk gampangnya, imun kita terdiri dari dua sistem: sistem imun yang berlaku umum, bertugas mempertahankan setiap jengkal tubuh dari segala bentuk invasi; dari mulai virus, bakteri, jamur, makanan penyebab alergi hingga stress yang berkepanjangan.
Lalu ada juga sistem imun yang spesifik untuk patogen tertentu. Sistem imun spesifik ini punya memori. Jadi jika kita pernah terinfeksi virus A, dan berhasil mengalahkannya, maka kita punya amunisi yang cocok saat virus A datang lagi.
Contoh lain imun spesifik adalah vaksinasi. Vaksin melatih imun kita sehingga mampu melawan virus tertentu. Karena itu, untuk setiap penyakit menular, vaksinnya berbeda-beda. Karena imun yang dihasilkan melalui vaksinasi adalah spesifik, maka tingkat keberhasilannya tinggi. Asalkan virusnya tidak berubah-ubah.
Untuk sistem imun yang umum, saya lebih suka memakai istilah melatih imun. Yang kita perlu bukan sekedar menaikkan imun, tapi melatih imun agar mampu melawan musuh secara tepat sasaran dan melakukan pemeliharaan seperti membersihkan sel-sel mati.
Sebagaimana latihan pada umumnya, melatih sistem imun berarti memberikan tantangan atau beban kepada tubuh secara terukur. Contoh latihan kelas berat adalah vaksinasi. Ada latihan-latihan yang lebih ringan tapi bisa kita lakukan rutin seperti memberikan stress terukur seperti olahraga, memberi asupan bakteri baik seperti probiotik, dan bermain-main di alam :)
***
Imun manusia tidak seperti ayunan yang kerjanya hanya naik atau turun. Imun manusia lebih seperti orkestra yang dimainkan oleh banyak sekali sel-sel dan semuanya harus memainkan perannya secara pas agar hasilnya optimal yaitu sehatnya tubuh kita.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews