Pak JO dan Toilet

Tapi puncak kekaguman saya terhadap Pak JO bukan pada momen itu. Saya mendapati Pak JO sebagai seorang pemimpin hebat, justru ketika saya berada di toilet Gedung Kompas, Palmerah.

Minggu, 13 September 2020 | 08:54 WIB
0
205
Pak JO dan Toilet
Peti jenazah Pak Jakob Oetama (Foto: bisnis.com)

Sejak anak-anak saya sangat inheren dengan harian Kompas. Sampai sekarang masih berlangganan koran Kompas. Yang saya tahu, Pak Jakob Oetama adalah pendiri dan pemilik Kompas.

Baru setelah saya jadi wartawan, saya berkesempatan berbicara dengan Pak JO. Sekali bertemu langsung dan wawancara beliau di JCC ketika bekerja untuk Globe Asia, dua kali via telepon.

Mendengar tutur dalam suara baritonnya, saya merasakan keteduhan Pak JO. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan sangat telaten. Saya yakin, Pak JO memahami apa yang saya rasakan dan pikirkan sebagai jurnalis ketika mewawancarai narasumber.

Tapi puncak kekaguman saya terhadap Pak JO bukan pada momen itu. Saya mendapati Pak JO sebagai seorang pemimpin hebat, justru ketika saya berada di toilet Gedung Kompas, Palmerah. Beberapa kali saya harus datang ke Gedung Kompas untuk berbagai urusan.

Saat berada di sana selalu saja saya ke toilet. Nah ... toilet selalu bersih. Saya perhatikan, semua alat yang ada di toilet itu sudah jadul, tapi semuanya berfungsi dengan baik.

Keran air wastafel, kloset pipis, kloset duduk, semua jadul, semua masih berfungsi baik. Ini bukan cuma soal memelihara, tapi juga perilaku penggunanya.

Dari kondisi toilet itu saya menarik hipotesis, selain sukses memimpin perusahaan, Pak JO juga sukses membangun kedisiplinan dan budaya kerja yang baik di lingkungan karyawannya. Hipotesis saya itu dibenarkan oleh Kang Mulyawan Karim, Mas Patricius Cahanar, dan Kang Anton Sanjoyo. Selamat jalan Pak JO.

***