Jangan lupa, Hitler puluhan tahun yang lalu menggerakkan Jerman sebagai super power dengan cara-cara yang sama. Dengan mula-mula berbekal mimpi besar dan omong kosong.
Saya terlambat menyadari bahwa era yang terjadi saat ini. Di bumi Jawa ini, adalah rangkaian panjang pergantian era-era apa yang telah lama disebut dalam Ramalan Jayabaya. Sebagaimana kita tahu, suka atau tidak suka ramalan ini, sekalipun banyak orang menafikannya terbukti banyak benarnya dan terjadi.
Saya tentu tak ingin berpanjang lebar menyampaikannya. Terlalu panjang untuk ditulis di sini. Tapi, kita bisa tarik sampai masa sebelum "Indonesia Menjadi". Khususnya ramalannya tentang era merdeka, yang didahului oleh "wong kathe njajah sak umure jagung". Masa ketika Jepang menjajah selama 3,5 tahun, yang dianggap seumur jagung.
Setelahnya dianggap muncul era "Pitik Jago Perang Sak Kandhang" yang dianggap sebagai kericuhan politik yang terus menerus selama masa Orde Lama. Yang puncaknya adalah Peristiwa G 30 S PKI yang hitam putih, karena tak akan pernah jelas siapa yang benar dan salah itu.
Dan setelahnya adalah era yang disebut "Kodhok Ijo Ongkang-Ongkang". Sebenarnya konteks hijau di sini masa yang sangat panjang, yang masih berlaku hingga hari ini. Hijau yang bisa dipahami sebagai militer dan kelompok agama tertentu. Mereka pemalas dan sesungguhnya tidak terlalu pandai, tetapi inginnya (terus) berkuasa. Menjadi lintah penghisap, dengan dua alat yang berbeda, yang satu senjata, sedang yang lain ayat-ayat.
Selanjutnya....
Era yang akan kita masuki, dan mulai berlangsung minimal lima tahun terakhir adalah era yang disebut "Tikus Pithi Nata Baris". Saya sangat geli bila mengingat dan harus menceritakan apa dan siapa tikus pithi itu? Tikus pithi adalah tikus clurut (Jawa), cucurut (Sunda). Sejenis tikus yang paling menyebalkan. Nyaris ada di setiap rumah, karena dianggap "ada gunanya". Gunanya makan nyamuk, serangga atau sisa-sisa makanan.
Ia juga imut-imut, jalannya lambat, lucu. Secara anatomis badannya kecil, mulutnya lebih moncong, tapi suaranya berisik sekali. Ia memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat, minimal dua kali setahun beranak. Anaknya yang disbut chidhil, yang masih berwarna merah, dan sorot matanya belum sempurna. Konon salah satu jenis kuliner yang sangat lezat dengan kandungan protein tinggi. Bisa dimakan langsung, ditelan mentah-mentah. Hueks...
Bila kita mengacu pada Tom and Jerry, barangkali kita bisa kategorikan Si Jerry inilah tikus pithi itu. Ia selalu tinggal di rumah, di dekat dapur atau tempat sampah. Ibu-ibu lebih pada rasa geli daripada jijik, tak suka membunuhnya. Tidak tega. Selalu punya alasan untuk membiarkannya saja. Hingga sampai pada titik jumlahnya sudah dianggap mengganggu. Atau jika musim penghujan tiba, maka ia akan dianggap sebagai sumber virus Leptospirosis.
Apa predator alaminya? Laki-laki yang berani dan (harus) tega. Berharap pada kucing? Ia lebih suka mengejar-ngejarnya sebagai teman bermain, daripada memangsanya.
Lalu apa konteks dan relevansi "Tikus Pithi Nata Baris" pada situasi hari ini?
Banyak dan nyaris pada semua lini kehidupan. Pada konteks yang telah berlangsung hari-hari ini adalah munculnya para megalomania yang mengaku-aku sebagai pewaris emprorium besar. Apakah itu Keraton Sejagad, Imperium Sunda, Kraton Jipang, dll.
Mudah diduga mereka diinisiasi oleh orang-orang dengan tingkat halusinasi yang luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang punya tingkat kepedean yang tidak umum, mampu menggerakkan orang-orang dengan "penyakit dan beban hidup yang sama" dalam barisan yang sama. Nata baris!
Mereka tidak hanya berhenti dalam wacana, tetapi verbal dan riil dengan membuat pawai, memakai seragam, dan main-main raja-rajaan. Dalam bagian yang lain, dengan kedok agama, bahkan secara terbuka mereka menggunakan demo sebagai alat unjuk rasa dan kekuatan.
Kedua kelompok ini barangkali bagi sebagian orang, berhenti dianggap lucu-lucuan dan hiburan semata. Tapi jangan lupa, Hitler puluhan tahun yang lalu menggerakkan Jerman sebagai super power dengan cara-cara yang sama. Dengan mula-mula berbekal mimpi besar dan omong kosong.
Jangan lupa beberapa waktu sebelumnya, sejenis kelompok yang sama bahkan berhasil menentukan siapa yang berhak menjadi gubernur siapa yang tidak. Bukan berdasar prestasi dan reputasi, tapi selera dan agama. Dan berhasil. Mereka bagi saya sama, tak lebih ulah dan hasil tikus pithi!
Era tikus pithi ini merupakan era sebelum apa yang disebut munculnya Sabdo Palon dan Naya Genggong nagih janji. Apa yang ujungnya disebut sebagai hadirnya satria piningit. Era sejenis hadirnya Ratu Adil, Imam Mahdi atau kelahiran kembali Nabi Isa. Era dimana adil makmur akan muncul dan hadir, sebelum waktu kiamat tiba. Konon dalam konteks Indonesia sekitar tahun 2045.
Saya tentu termasuk yang kurang percaya. Namun sebelum itu, adalah pertunjukan terus menerus cerita tragedi dan ironi. Korupsi yang makin merajalela, kehidupan rakyat yang makin susah, kesenjangan yang makin menganga. Dan jangan lupa, bencana alam yang seolah tanpa henti. Semua adalah kombinasi sempurna sebagai habitat yang paling tepat berkembang biaknya tikus-tikus pithi itu. Kita dipaksa tunduk kepada kaum yang lebih lemah, lebih bodoh, lebih ngawur, lebih serakah, lebih malas. Tapi jumlahnya luar biasa banyak. Merasa selamanya teraniaya, dan pada akhirnya justru merasa berkuasa sekali.
Kelompok yang yang disebut oleh Gus Dur: selamanya merasa seolah-olah....
Bagaimana kita bereaksi terhadap tikus pithi ini? Sialnya tidak ada!
Karenanya kita harus bersedia menunggu, bersabar sampai waktunya tiba. Sebagaimana saya sampaikan di atas, ia bisa selucu Jerry yang walau sesungguhnya sangat nakal dan jahil. Tapi ia representasi makhluk yang selamanya teraniaya oleh Si Tom. Dan bagian terjeleknya ia dilindungi oleh seekor Bulldog, juragan besar dan pelindung yang jelas sangat pandai memanfaatkannya sebagai pion! Menjelaskan kenapa pion atau bidak dalam papan catur itu jumlahnya selalu lebih banyak....
Dalam bahasa yang lain tikus pithi itu buih. Buih yang hidup dalam gelombang. Ia tak akan pernah betul-betul hilang. Bisa tersapu oleh ribuan gelombang, tapi hanya memunculkan jutaan buih-buih baru....
Ia bukan pertanda zaman, ia zaman itu sendiri.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews