Maka, murka menjadi kreatif. Ia memiliki daya cipta dari kerusakan yang ada. Inilah murka yang menghidupkan, karena ia lahir dari kepentingan yang lebih besar.
Bolehkah orang murka atau marah? Bolehkan orang bersikap keras dalam keadaan-keadaan tertentu? Bolehkah makian keras dilontarkan antar manusia? Apakah murka itu sepenuhnya salah?
Murka itu terasa di dada. Napas sesak, dan jantung berdetak keras. Tekanan darah meninggi, dan menghasilkan dorongan keras ke kepala. Kata dan makian keras pun keluar dari mulut, dan kerap merusak telinga.
Murka membuat lelah. Tubuh lunglai, setelah murka meledak. Emosi juga seperti tercabik. Murka bagaikan racun untuk batin dan tubuh manusia.
Murka yang Terlupa
Di masa kita hidup, menurut Peter Sloterdijk di dalam bukunya Zorn und Zeit: politisch-psychologischer Versuch, murka ditekan oleh tradisi. Murka dianggap hal yang jelek. Maka, ia harus dihindari. Ketika murka dipendam, ia merusak perkembangan peradaban. Manusia pun terjebak di dalam kehidupan bermutu rendah.
Murka adalah energi hidup yang mesti dilepas. Jika ia ditekan, akan ada keanehan timbul. Masyarakat akan diisi dengan budaya pembiaran, sehingga kekacauan hidup bersama tak terhindarkan. Murka harus menemukan saluran yang tepat.
Murka yang dipendam akan menjadi bom waktu. Hal kecil yang merusak, namun didiamkan, akan menjadi bom nuklir sosial di masa depan. Tak heran, Indonesia menyumbangkan kata amok bagi kosa kata dunia. Ini adalah murka massal yang merusak segala, tanpa arah.
Murka yang Bermakna
Sloterdijk juga menegaskan, bahwa kita hidup di masa yang melupakan murka (Zornvergessenheit). Kelupaan ini menciptakan manusia-manusia sakit jiwa yang menekan hasrat hidupnya sendiri. Murka, sebagai bagian dari energi hidup, adalah dorongan untuk tindakan yang bermakna. Ketika murka disangkal, kehidupan pun justru tenggelam dalam kemuraman.
Maka, murka jelas diperbolehkan. Murka menjadi bermakna, ketika ia didorong oleh alasan yang tepat. Murka bukan lagi untuk kepentingan diri yang sempit, tetapi untuk kehidupan yang lebih luas. Murka semacam ini berasal dari rasa ketidakadilan, dan juga berjuang untuk mewujudkan keadilan.
Kita harus murka di hadapan penindasan. Kita harus murka di hadapan ketidakadilan. Kita harus murka di hadapan kemiskinan dan kebodohan. Kita juga harus murka pada selubung suci yang menutupi kemunafikan.
Maka, murka menjadi kreatif. Ia memiliki daya cipta dari kerusakan yang ada. Inilah murka yang menghidupkan, karena ia lahir dari kepentingan yang lebih besar. Di Indonesia, kita terus dijajah oleh ketidakadilan berselubung kesucian yang munafik. Kapan kita sungguh murka, dan mulai mengubah segala yang ada?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews