Solo butuh kepemimpinan yang visioner untuk menjadikan kota ini lebih bermartabat dan berwibawa.
Ini kawasan Manahan, dipotret dari atas. Bagus ya... Di sebelah kiri ada flyover dengan dua terowongan berdinding garis merah-biru yang instagramable itu. Yang di sebelah kanan tentu saja Stadion Manahan yang baru direnovasi. Kabarnya tanggal 9 September mendatang, tepat di momentum Hari Olahraga Nasional, wajah baru stadion akan di-soft launching.
Yang paling saya sukai dari kawasan Manahan dan juga kawasan lain di Solo seperti sepanjang Jl Slamet Riyadi adalah pohon-pohonnya yang banyak. Keberadaan pohon-pohon itu membuat Solo menjadi asri. Udaranya lebih sejuk dan enak dipandang mata. Butuh dirawat memang, agar kawasan tetap bersih dari sampah daun. Ranting yang tumbuh menjorok ke jalan juga jangan sampai mengganggu lalu lintas.
Penataan kawasan Manahan, sudah ditunggu-tunggu banyak orang. Terutama mereka yang suka jogging mengelilingi velodrome atau melakukan aktivitas olahraga lainnya di sini. Bagaimanapun, pembangunan Manahan memang telah membuat kawasan ini semrawut. Mobil dan motor melintas dan lalu lalang, sehingga membahayakan mereka yang lagi jogging.
Ke depan, Manahan harus menjadi kawasan yang lebih ramah untuk pejalan kaki. Motor dan mobil harus distop, parkir di tempat yang disediakan. Tidak boleh lagi lalu lalang dengan bebas di sembarang tempat. Warga juga harus belajar tertib, disiplin dan lebih berbudaya. Taati aturan yang ada, jangan main terobos untuk menghindari jalan satu jalur.
Menjadikan Manahan dan Solo sebagai kota yang ramah bagi pejalan kaki, adalah tanggungjawab kita semua. Tak hanya warga. Lebih dari itu, Solo butuh kepemimpinan yang visioner untuk menjadikan kota ini lebih bermartabat dan berwibawa.
Yo ra, Lur?
Sumber foto: Fanpage Kota Solo
đź“· @740aerialvideography
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews