Pasca Hari Lingkungan Sedunia ini, memikirkqn tugas manusia untuk menjaga bumi menjadi semakin besar, namun apabila ini dilakukan secara bersama-sama tentu akan memudahkan dalam implementasinya.
Pada (05/06/2023), baru saja diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup atau World Environtment Day, membuat kita sebagai penduduk bumi turut merenungkan apa yang telah sumbangkan untuk lingkungan kita, apakah kita menjadi aktor penjaga lingkungan atau justru sebaliknya, aktor perusak lingkungan. Eksistensi manusia sebagai penduduk bumi sepertinya sudah menyiratkan bahwa kemungkinan adanya manusia yang demikian sangat besar. Hal ini karena setiap Hari Lingkungan Hidup, manusia selalu menyoroti kisah-kisah mereka yang secara “khilaf” telah melukai lingkungan hidup. Memangnya, apa saja sih perilaku manusia yang tergolong sebagai aktor perusak lingkungan ?. Yuk simak ulasan dibawah ini.
Tanda-Tanda Kamu Aktor Perusak Lingkunga
1. Membuang sampah sembaranga
Perilaku membuang sampah sembarangan hampir menjadi sebuah karakter dan budaya yang melekat di setiap warga Indonesia. Seperti halnya kebiasaan membuang sampah rumah tangga di sepanjang jalan, di sudut gang dan di lahan kosong yang sejatinya pemerintah setempat sudah menyediakan angkutan sampah bagi warga tersebut. Dikutip dari lama CNN Indonesia, diperkirakan tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan mencapai 130.000 ton per-hari. Angka ini terdiri dari jumlah sampah plastik termasuk kantong plastik yang turut mengalami peningkatan 10% sejak 2010 hingga 2021 yang kini berjumlah 11,6 juta ton pertahun, tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan penduduk indonesia mengalami peningkatan dengan jumlah penduduk 273,8 juta jiwa pada 2021, berbanding lurus dengan produksi sampah setiap harinya. Perilaku membuang sampah sembarangan ini berdampak cukup luas, selain merusak lingkungan, tentunya akan mendatangkan berbagai penyakit dan mendatangkankan banjir.
2. Menggunakan plastik secara aktif
Plastik memang tidak dapat dihindari di Indonesia, pasalnya dimanapun kita berada dan apapun yang kita lakukan, dipastikan kanan dan kiri kita ditemukan keberadaan plastik yang lambat laun akan menjadi sampah plastik. Seakan-akan, masyarakat Indonesia tidak bisa hidup tanpa plastik. Menurut Sari, Ardiatma dan Sahadin dalam penelitiannya yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Kantong Plastik Hdpe Sebagai Agregat Bata Beton” tahun 2021 menyatakan bahwa secara spesifiknya, lebih dari satu juta kantong plastik yang digunakan setiap menitnya dan 50% kantong plastik tersebut digunakan hanya sekali pakai, ironisnya hanya 5% yang dapat di daur ulang. Bayangkan, kira-kira kita sudah menghasilkan berapa kilogram sampah plastik ya ?
Keberadaan plastik yang membahayakan tapi disisi lain keberadaanya sangat mudah ditemukan mengindikasikan tidak semua warga Indonesia mengetahui bahwa plastik dapat membahayakan makhluk hidup. Bahkan ini menajdi fenomena yang diangkat oleh Lusnita pada tahun 2019 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pengurangan Sampah Plastik Melalui Kebijakan Kantong Samah Plastik Berbayar di Ritel Modern” ia mengatakan bahwa di dalam air, kantong plastik bisa terlihat seperti ‘makanan’ bagi hewan laut seperti burung, paus, anjing laut dan kura-kura yang menelan kantong tersebut dan kemudian mati karena penyumbatan pada usus. Kantong plastik adalah sampah kelima paling umum yang ditemukan di pantai. Tuh kan, berbahaya banegt kan sampah plastik ini.
3. Cek skincaremu!
Kini pembahasan skincare lagi hangat banget sih. Bahkan berbagai brand lokal maupun lokal lagi gencar-gencarnya melakukan promosi atas produk skincaren mereka dengan tagline glowing dan lainnya yang membuat masyarakat Indonesia semakin tertarik untuk membelinya. Namun, sadar gak sih bahwa skincare kamu itu bisa berbahaya. Dikutip dari fimela.com bahwa skincare yang mengandung scrub (microplastik) yang mana setiap kali kita membersihkan muka dengan produk tersebut, maka kita turut membuang 94.500 microbeads yang bercampur dengan air limbah. Microbeads adalah butiran halus yang terbuat dari partikel plastik. Bahkan para ilmuwan dari Universitas Plymouth menjelaskan bahwa microbeads adalah polutan yang paling berbahaya di laut. Wah, ngeri juga ya. ayo cek skincaremu ya!.
4. Mengkonsumsi daging hewan
Konsumsi daging oleh masyarakat Indonesia sejatinya mendorong permintaan yang tinggi terhadap hewan. Peternakan hewan khususnya sapi tentu saja menghasilkan kotoran atau feses, yang mana fesses sapi perah menghasilkan gas metana (CH4) atau gas ruma kaca dan dikutip dari zerowaste.id disebutkan bahwa daging sapi adalah penghasil terbesar emisi karbon paling intensif sebesar 18% yang bahkan jumlahnya melebihi emisi dari seluruh kendaraan bermotor di dunia jika digabungkan. Dan dengan kita mengkonsumsi daging, semakin mendorong produksi atau penyediaan hewan sapi yang justru akan semakin memperparah keadaaan iklim bumi.
Tips agar kamu menjadi aktor perubahan lingkungan
Ternyata, hal-hal yang sejatinya sepele namun berdampak cukup luas bagi kelangsungan lingkungan kita. Nah, menurut teman-teman yang mana sih perilaku yang gak sadar kita lakuin ? Tapi, tenang aja, disini ada tips-tips agar kamu menjadi aktor perubahan lingkungan.
Pasca Hari Lingkungan Sedunia ini, memikirkqn tugas manusia untuk menjaga bumi menjadi semakin besar, namun apabila ini dilakukan secara bersama-sama tentu akan memudahkan dalam implementasinya. Secara tidak sadar, manusia memang telah menjadi aktor perusak lingkungan namun apabila kesadaran itu ditumbuhkan dan dihadirkan dalam kegiatan sehari-hari maka akan membantu manusia untuk menjadi aktor perubahan lingkungan. Demi lingkungan hidup yang baik bagi manusia maupun hewan. Selamat Hari Lingkungan Sedunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews