Jangan jadikan keberadaan lembaga lain sebagai kompetitor namun kita harus menjadikannya sebagai partner dalam pengembangan institusi.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Prof. Suyitno meminta kepada para pimpinan Perguruan Tinggi PTKI untuk selalu membangun budaya mutu di lingkungan PTKI. Menurutnya budaya mutu yang dibangun sejak dini akan menghasilkan akrediasi yang unggul. “Tanpa budaya mutu yang dibangun niscaya akreditasi unggul akan tercapai”, jelasnya.
“Saat ini jumlah PTKI swasta jumlahnya terbanyak, keberadaanya sangat penting di tengah masyarakat Indonesia. Jumlah PTKI swasta yang banyak ini perlu bersama-sama berkolaborasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas berguruan tinggi yang diwujudkan dengan capaian hasil akreditasi”, pinta Suyitno dalam workshop penguatan akreditasi institusi PTKI, di Jogjakarta, Selasa (15/6/21).
Workshop berlangsung selama 3 hari 15-17 Juni 2021, membahas tentang penguatan akreditasi institusi perguruan tinggi (AIPT) khusus wilayah Kopertais III Jogjakarta.
Untuk memberikan pemahaman tentang AIPT dengan standar borang 9 kriteria menghadirkan narasumber yang berasal dari Asesor BAN PT yaitu Prof. Syamsun Niam dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dan Dr. Helmi Syaifuddin dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini juga meminta seluruh pimpinan PTKI untuk menjadikan akreditasi sebagai harga mati yang harus dicapai dalam pengembangan perguruan tinggi. Proses penyiapan dokumen akreditasi tidak bisa ditempuh dengan waktu singkat maka semuanya harus dipersiapkan dengan terstruktur dan terencana dengan baik.
Kasubdit kelembagaan dan kerjasama M. Adib Abdushomad, M.Ed., Ph.D menyampaikan ucapan terimaksih kepada pimpinan kopertais wilayah III Jogjakarta atas kesediaanya menjadi tuan rumah kegiatan ini.
Menurut Adib dengan nilai akreditasi yang unggul akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap kampus kita semakin meningkat. Kolaborasi antar perguruan tinggi dalam peningkatan akreditasi harus dilakukan oleh setiap lembaga. Jangan jadikan keberadaan lembaga lain sebagai kompetitor namun kita harus menjadikannya sebagai partner dalam pengembangan institusi.
Sementara Ahmad Mahfud Arsyad Kasi penjaminan mutu PTKI menegaskan bahwa program terkait dengan penguatan akreditasi saat ini merupakan kegiatan ke 3 dan akan berlanjut ke wilayah kopertais yang lain. “Semoga dengan ikhtiar ini target seluruh PTKI terakreditasi perguruan tinggi bisa tercapai secepatnya”, harapnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews