Covid-19 harus kita hadapi dengan semangat kemanusiaan, semangat gotong royong. Percayalah bahwa kita bisa melakukan bersama.
Kawan... kenapa masker seperti hilang di pasaran? Karena bahan bakunya diimpor dari Cina. Kenapa bawang bombay sebutir bisa mencapai 40 ribu? Karena bawang bombay diimpor dari Cina.
Kenapa hand sanitizer tak ada di pasaran? kenapa bahan pangan perlahan melonjak? kenapa bisnis online pelan-pelan melambat? Selama ini kita tergantung pada produk impor. Dari bangun tidur hingga menutup mata mau tidur, sejak keluar dari rahim hingga berakhir di pemakaman, kita tidak lepas dari impor.
Per hari ini pemerintah menutup perlintasan keluar masuk ke Indonesia. Saya yakin pemerintah jauh lebih dulu memikirkan bukan hanya dampak ekonomi tetapi juga dampak kelangsungan hidup manusia, termasuk di dalamnya masalah pangan dan kesehatan.
Saya yakin ketersediaan pangan mencukupi. Selama ini pun sudah diperhitungkan dengan baik stok pangan sampai beberapa bulan ke depan.
Persoalan muncul ketika keinginan bertahan hidup mengabaikan hak orang lain untuk hidup juga. Aksi borong bahan pangan tanpa memperhitungkan, orang lain pun membutuhkan.
Kawan... Covid-19 bukan hanya persoalan kamu dan saya. Yang pengen tetap hidup bukan hanya kamu dan saya, tapi seluruh rakyat Indonesia. Juga mereka yang tidak mampu memborong beras dan kebutuhan pangan lainnya.
Covid-19 harus menjadi momentum wajah manusia Indonesia yang memiliki jiwa gotong royong, saling membantu, bukan menampilkan wajah serakah, egois, mau menang sendiri, mau hidup sendiri.
Kawan... Covid-19 harus kita hadapi dengan semangat kemanusiaan, semangat gotong royong. Percayalah bahwa kita bisa melakukan bersama.
Kristin Samah
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews