Soal Kerja, Orang Australia Bilang "No Way!" Orang Indonesia "Yes, I Will!"

Salah satu alasan mengapa orang Australia tidak mau kerja Sabtu Minggu dan hari libur, walaupun tahu ada tambahan uang lembur, adalah karena hari tua mereka sudah terjamin.

Sabtu, 21 September 2019 | 07:32 WIB
0
461
Soal Kerja, Orang Australia Bilang "No Way!" Orang Indonesia "Yes, I Will!"
Saat weekend orang Australia habiskan waktu di cafe (Foto: Dok. pribadi)

Fakta Bahwa Kita Itu Berbeda Sudut Pandang

Apa yang menarik bagi kita belum tentu menarik pula bagi orang lain. Hal yang bagi  kita ditunggu tunggu, bagi orang lain, malahan ditolak. Inilah namanya hidup bersifat dinamika. Hidup tidak dapat dinilai dengan hitam dan putih, karena kita semua berbeda dan unik. Jangankan dibandingkan dengan orang lain, dengan saudara seibu seayah saja, kita bisa berbeda dalam banyak hal. Apalagi dengan orang yang berbeda suku bangsa. 

Salah satu hal yang unik adalah mengenai sudut pandang terhadap lowongan kerja. Bagi kita orang Indonesia, kalau ada kerja yang menghasilkan, maka kalau perlu kita siap kerja hingga larut malam,yang penting uang masuk.

Tapi bila orang Australia diminta masuk kerja pada hari Sabtu Minggu atau hari libur? Wajahnya jadi berkerut dan langsung bilang "No,way!" Tapi begitu ada orang Indonesia yang mendengar bahwa ada lowongan kerja di hari Sabtu dan Minggu, serta hari libur langsung berteriak :" Yes. I will!"

Bukan Tulisan Imaginasi 

Walaupun bukan seorang Pemerhati sosial,tapi karena melibatkan anak dan cucu cucu kami, maka mau tidak mau, saya mengikuti perkembangan dan pernak pernik kehidupan mereka. 

Kalau mau mengajak mereka makan bersama, jangan pada hari Sabtu dan Minggu, apalagi hari libur karena justru di hari hari itu, mereka panen. Jadi kalau hari ulang tahun jatuh pada hari Sabtu atau Minggu, maka acara makan bersama ditunda hingga hari Senin. Mengapa?

Kalau hari Minggu dan hari libur, apalagi masuk kerja jam 4.00 subuh atau pulang malam karena banyak kesibukan, berapa gaji mereka per jam?

Kata cucu kami, yang masih kuliah "Grandpa. Gajinya 48 dollars for one hour." Bayangkan, mahasiswa gajinya per jam 40 dollar atau senilai Rp.400.000 !"

"Haaa, masa iya?" tanya saya kurang yakin.

"Benar Opa, pada hari biasa cuma 20 dolar per jam . Tapi kalau libur, plus malam atau subuh, maka hitungannya total persatu jam 48 dolar," kata cucu kami, tanpa bermaksud bercanda.

Hal ini juga berlaku bagi yang kerja full time. Seperti putri kami, yang sudah menjadi "PNS" dan  sudah belasan tahun kerja di Kantor Pos,memilih kerja malam, karena gajinya lumayan besar dibandingkan kerja disiang hari.

Masa Tua Sudah Terjamin

Salah satu alasan mengapa orang Australia tidak mau kerja Sabtu Minggu dan hari libur, walaupun tahu ada tambahan uang lembur, adalah karena hari tua mereka sudah terjamin. 

Apapun posisi mereka di perusahaan ,tidak menjadi masalah karena di usia pensiun sudah ada jaminan uang pensiun,yang jauh lebih cukup dalam memenuhi kebutuhan hidup. 

Suami istri dapat uang pensiun perawatan kesehatan gratis dan anak anak sekolah gratis, mau apa lagi, kalau bukan menikmati hidup? Karena itu, setiap hari Sabtu dan Minggu rata rata Cafe dan Restoran di Australia penuh. Sementara orang Indonesia dan rata rata orang Asia masuk kerja. 

Orang Indonesia senang, karena mendapatkan uang lembur yang lumayan besar, sementara orang Australia juga senang menikmati weekend dan holidays bersama keluarga. Di sana senang , di sini senang, Gaya hidup berbeda, tapi masing masing menikmati dengan hati gembira.

Nah, siapa bilang perbedaan itu memicu rasa iri hati? Buktinya ketika orang Australia enjoy menikmati makan minum di restoran, sementara orang Indonesia menikmati gaji yang lumayan besar. Kalau hidup seperti ini kan enak?

Renungan di pagi cerah

Tjiptadinata Effendi

***