Pada Hari Pahlawan Nasional, bangsa Indonesia tak hanya mengenang perjuangan masa lalu tetapi juga mendorong generasi muda untuk melanjutkan semangat tersebut di era teknologi. Dalam rangka itu, Smartfren Community berkolaborasi dengan LTN NU Kabupaten Malang menggelar acara inspiratif yang relevan dengan tema digital.
Bangkitnya Semangat Kebangsaan di Hari Pahlawan
Acara yang dilaksanakan di Gedung PCNU Kabupaten Malang dimulai dengan penuh khidmat. Hal ini melalui lantunan Lagu Indonesia Raya dan Yalal Wathon, sebuah simbol semangat nasionalisme yang tak pernah padam. Dalam sambutannya Mas Gufron, Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN) Nahdlatul Ulama’ (NU) Kabupaten Malang, menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai perjuangan pahlawan. "Hari Pahlawan bukan hanya soal mengingat sejarah, tetapi bagaimana kita melanjutkan perjuangan dengan cara yang relevan di zaman ini," ungkapnya.
Tema besar yang diangkat dalam acara ini, yaitu Bangkitnya Generasi Pahlawan di Era Digital, seakan menjawab tantangan zaman. Era digital memberikan peluang besar sekaligus tanggung jawab besar bagi generasi muda untuk menjadi pahlawan di dunia mereka sendiri, baik melalui literasi digital, menciptakan inovasi, hingga membangun komunitas yang lebih baik.
Pentingnya Literasi Digital di Era Modern
Sesi utama diisi oleh Dr. Dani Miftahul Akhyar, S.T., M.Si, Head of Community Development & CSR Smartfren. Dalam paparannya, Dr. Dani menjelaskan bagaimana teknologi dapat menjadi alat pemberdayaan generasi muda. "Generasi digital memiliki keistimewaan dalam mengakses informasi, namun tantangannya adalah bagaimana informasi itu dimanfaatkan untuk hal positif," katanya. Ia juga memperkenalkan program-program unggulan Smartfren yang mendukung edukasi digital di masyarakat.
Dr. Dani Miftahul Akhyar, S.T., M.Si turut menekankan pentingnya memahami komunikasi yang efektif di era digital, terutama dalam menghindari penyebaran hoaks dan informasi yang merugikan. Beliau juga memperkenalkan Leader Smartfren Community, Selamet Hariadi dan Endrita Agung Wicaksono, yang aktif dalam membangun jejaring komunitas berbasis digital untuk mendukung inovasi di berbagai daerah.
AI dan Teknologi
Teknologi kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) menjadi bahasan menarik dalam acara ini. Dr. Ahsan Shohifur Rizal, peneliti PBSI dari UNESA, memberikan materi yang menggugah tentang perkembangan AI, termasuk penggunaannya dalam dunia literasi. Salah satu poin yang ia sampaikan adalah penerapan AI dalam membuat berita serta pengembangan kitab kuning berbasis AI, yang menggabungkan tradisi keilmuan Islam dengan inovasi teknologi.
Beliau sampaikan AI mempercepat pekerjaan dalam menulis berita, namun kurang tepat kalau ditujukan tulisan yang butuh riset. Sesi ini dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara pembicara dan peserta, yang membahas tantangan sekaligus peluang penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Acara ditutup dengan doa bersama, mengingatkan para peserta bahwa semangat menjadi pahlawan tak pernah lepas dari doa dan usaha. Dengan hadirnya berbagai pembicara inspiratif, kegiatan ini berhasil mengajak generasi muda untuk merenungi peran mereka di era digital. Mereka diingatkan bahwa menjadi pahlawan di zaman ini tidak lagi sekadar bertempur di medan perang, tetapi juga membangun bangsa melalui inovasi, literasi digital, dan karya nyata yang bermanfaat.
Hari Pahlawan bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga inspirasi untuk masa depan. Dengan dukungan komunitas seperti Smartfren Community dan LTN NU Kabupaten Malang, generasi muda memiliki panggung besar untuk terus melanjutkan perjuangan pahlawan, meski dalam bentuk yang berbeda. Mari jadikan era digital sebagai ruang untuk menciptakan perubahan positif dan menjadi pahlawan bagi lingkungan kita.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews