Kaum Intelektual Pelaku Kerusakan Dunia?

Ilmuwan/intelektual itu jangan diberi cek kosong. Dengan mudah mereka mengklaim superioritas moral hanya karena berprofesi sbg ilmuwan ‘pencari kebenaran’.

Minggu, 30 Januari 2022 | 14:32 WIB
0
238
Kaum Intelektual Pelaku Kerusakan Dunia?
Charles Tilly (Foto: legal-planet.org)

“Gimana kalo ternyata sumber kejahatan dan kerusakan di dunia ini ya kita-kita ini para ilmuwan dan intelektual?” 

Itulah pertanyaan dari Charles Tilly ke saya sekitar tahun 2003 sebagai mahasiswa S3 di Columbia University yang ingin membuat dunia lebih baik dengan sains (sosial).

Saat itu saya langsung terdiam. Sebelumnya gak pernah terlintas ilmu itu sumber kejahatan dan kerusakan. Sebelumnya saya pikir ilmuwan/intelektual itu yaa good guys.

Charles Tilly adalah “raksasa” di ilmu sosial. Yg belajar gerakan sosial/‘contentious politics’ kemungkinan tau beliau.

Jadi pertanyaan yang awalnya terdengar “absurd” buat saya itu, saya coba renungkan dalam-dalam.

Tilly melanjutkan: “korban terbesar terjadi akibat perang menggunakan senjata yang sangat efisien dalam membunuh manusia. Senjata ini diciptakan ilmuwan…”

“Konflik berkepanjangan terjadi di mana-mana akibat orang berusaha mewujudkan ide atau -isme-isme yang diciptakan intelektual, ujung-ujungnya orang yang dianggap ‘berbeda’ menjadi korban”

Sejak saat itu, saya percaya bahwa ilmuwan/intelektual itu jangan diberi cek kosong. Dengan mudah mereka mengklaim superioritas moral hanya karena berprofesi sebagai ilmuwan ‘pencari kebenaran’.

Ini bukan berarti mendukung anti-ilmuwan atau bahkan anti-sains.

Tapi justru ilmuwan/intelektual punya kewajiban memiliki apa yang disebut sebagai ‘epistemic humility’: 

Sebuah sikap sadar akan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dalam menjelaskan dan memprediksi realitas alam dan manusia.

PS: pertanyaan menusuk di atas disampaikan Tilly sambil tersenyum.

***