Varian Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia merupakan alarm agar masyarakat menaati Protokol Kesehatan (Prokes) dengan ketat. Dengan terus menjaga kedisiplinan atas Prokes, masyarakat diharapkan dapat terhindar dari penularan varian baru tersebut.
Sebagai virus, Covid-19 bermutasi menjadi varian baru, dari yang awalnya alfa, beta, gamma, delta, dan akhirnya Omicron. Mutasi ini terjadi karena banyak yang terkena virus secara massal sehingga virus punya kekuatan berlipat ganda.
Selama pandemi belum selesai maka virus akan bermutasi dan kita wajib mewaspadainya.
Virus Covid-19 bermutasi jadi varian Omicron dan sedihnya ia sudah masuk ke Indonesia.
Walau baru 1 orang yang terinfeksi tetapi wajib diwaspadai karena bisa jadi ada orang lain yang terkena, hanya saja tak sadar karena tidak periksa saat sakit dan hanya isolasi mandiri. Kekeliruan yang fatal ini menunjukkan kekurangtaatan banyak orang dalam mematuhi protokol kesehatan.
Presiden Jokowi berpesan agar masyarakat tidak panik dalam menghadapi Corona varian Omicron. Tetaplah menaati protokol kesehatan 10M agar tidak tertular. Pesan Presiden ini sangat penting dan harus ditaati agar Omicron tidak menyebar ke seluruh daerah di Indonesia.
Dalam artian, Omicron adalah alarm agar kita makin menaati protokol kesehatan. Penyebabnya karena menurut para dokter, virus hasil mutasi ini bisa menular 5 kali lebih cepat daripada varian lain. Akan sangat mengerikan ketika ada lonjakan pasien Corona gara-gara Omicron, padahal dalam 1-2 bulan ini situasi sedang kondusif.
Setelah diberlakukan PPKM level selama beberapa bulan, sejak pertengahan 2021, angka pasien Covid di Indonesia memang berkurang drastis. Dari 50.000 jadi ‘hanya’ 500-an orang per harinya. Selain itu, tidak ada daerah yang memiliki status zona merah di negeri ini dan tidak ada lagi yang dikenai PPKM level 4.
Akan tetapi pelonggaran saat tidak ada zona merah malah jadi bumerang karena menyebabkan banyak orang melanggar protokol kesehatan. Selain malas pakai masker, banyak yang menyelenggarakan acara yang mengundang kerumunan seperti resepsi besar-besaran. Padahal jelas melanggar protokol kesehatan.
Omicron adalah pengingat yang keras bahwa kita harus menegakkan lagi protokol kesehatan, karena pilihannya hanya 2, mau taat prokes atau sakit gara-gara virus hasil mutasi ini? Protokol kesehatan pertama yang harus ditaati adalah pakai masker dan kenakan masker ganda (dengan posisi masker kain di luar dan masker N95 di dalam) agar meningkatkan filtrasi.
Jangan lupa untuk selalu cuci tangan atau memakai hand sanitizer. Setelah sampai rumah, selain cuci tangan, juga wajib mandi dan keramas serta mengganti baju. Masker juga langsung dicuci dengan air panas agar higienis. Kebersihan tubuh, pakaian, dan masker harus dijaga agar terhindari dari Corona Omicron.
Jangan lupa pula untuk menjaga kebersihan lingkungan agar terbebas dari Corona varian apa saja. Semua harus higienis agar bersih dan tak ada yang ketempelan droplet pembawa virus jahat ini.
Selain menaati protokol kesehatan, masyarakat juga wajib divaksin agar mendapatkan perlindungan maksimal dari Corona. Dengan divaksin maka imunitas tubuh akan meningkat dan vaksin bagai jubah pelindung ketika Omicron sudah masuk ke Indonesia. Tentu jika ia juga menaat protokol kesehatan.
Kedatangan Corona varian Omicron adalah alarm bagi masyarakat untuk waspada dan harus tetap menaati protokol kesehatan. Jangan ada yang melanggarnya jika tidak ingin terinfeksi virus jahat ini. Tetaplah pakai masker, cuci tangan, dan menaati protokol kesehatan lain, agar bebas dari Corona.
Putu Prawira, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews