Siapa tahu DPR membentuk Komisi Khusus Penggrebekan PSK dengan ketua Andre Rosiade. Tugasnya melakukan penggrebekan di berbagai kota atau daerah.
Ada gubernur rasa presiden, ada juga anggota DPR rasa Satpol PP. Itu anggota DPR Andre Rosiade. Tetapi ada juga komisaris rasa direksi, itu kata Andre Rosiade. Yang disasar adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang sekarang menjabat sebagai komisaris Pertamina. Tapi Andre Rosiade rasa Satpol PP yang sekarang lagi viral, dibicarakan orang.
Sejak kapan anggota DPR terlibat penggerebekan prostitusi? Ya baru-baru ini sajakah, setelah Andre Rosiade berperan tak ubahnya sebagai Satpol PP.
Andre Rosiade adalah anggota DPR dari partai Gerindra. Ia melakukan penjebakan kepada seorang wanita pekerja seks di suatu hotel kota Padang. Tujuannya hanya untuk membuktikan kalau prostitusi online di kota Padang itu marak atau subur. Andre memesan lewat akun Michat milik temannya dan yang disuruh menjebak atau menikmati wanita yang telah dipesannya juga temannya.
Menurut kesaksian atau penuturan wanita yang dijebak tersebut, ia sudah dinikmati di toilet dan setelah itu ada bel berbunyi dan laki-laki itu kabur atau raib entah kemana. Dan seperti biasa dalam dunia prostitusi, wanitanya yang menjadi pesakitan dan lakinya bebas melenggang. Seperti kasus prostitusi Vanesa Angel.
Apakah untuk mengetahui atau mengukur suatu daerah atau kota yang banyak atau tumbur subur suatu prostitusi perlu dengan penjebakan dan diambil kesimpulan, bahwa daerah atau kota itu telah menjamur bisnis prositusinya?
Mengapa tidak dengan melakukan investigasi dengan cara diam-diam dan bergaul juga dengan wanita pekerja seks tersebut, bukankan cara ini lebih akurat dan melindungi identitas wanita pekerja seks tersebut? Kecuali niatnya untuk mempermalukan dan untuk mencari panggung politik.
Apakah menyuruh seorang sahabat atau teman untuk memesan wanita panggilan dan dinikmati itu suatu cara yang baik dan berakhlak, bukankah harusnya dicegah? Kalau begitu yang menyuruh menjebak akhlaknya tak beda jauh dengan seorang teman yang disuruh menjebak dan menikmati sarang burung walet tersebut.
Langit yang gelap akan tampak indah kalau ada bintang-bintang bertebaran dan warna-warni memancarkan sinarnya atau cahaya. Begitu juga suatu kota atau daerah akan nampak indah atu hidup kalau kehidupannya malamnya juga penuh gairah.
Terkadang kita menganggap hina profesi pelacur,tetapi disisi lain mungkin juga pernah berbuat dosa dengan pasangan tanpa suatu ikatan pernikahan.Sekalipun pasangan itu sekarang menjadi pasangan kita yang sah menurut hukum agama atau pemerintah.
Kalau kita ingin tahu siapa pejabat atau pengusaha yang doyan atau sering menggunakan jasa seorang PSK, tanyalah kepada seorang PSK tersebut. Tentu bukan PSK emperan atau pinggir jalan.
Apa yang dilakukan Andre Rosiade yang juga sebagai Ketua DPD partai Gerindra Sumatera Barat-hanyalah untuk mencari panggung politik untuk menyerang Walikota Padang yang notabene dari Partai PKS.
Sebelumnya Andre Rosiade juga sempat berseteru dengan istri Gubernur Sumatera Barat yaitu Nevi Zuariana. Penyebabnya yaitu Andre mengusulkan atau menginisiasi interpelasi kepada Gubernur Irwan Prakyitno yang tak lain suaminya.
Dan perlu diketahui,partai Gerindra bisa dibilang sukses menyapu kursi-kursi DPRD di Sumatera Barat dan menjadi partai pemenang pemilu pada 2019. Dan menggeser perolehan partai PKS maupun PAN, yang selama ini menguasai Sumatera Barat. Gerindra ingin menggeser dominasi PKS di Sumatera Barat atau kota Padang.
Penggrebekan itu ditujukan untuk walikota Padang yang juga seorang ustad dari PKS.
Bukan hanya KPK saja yang bisa melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT), anggota DPR pun juga bisa melakukan OTT.
Semoga DPR membentuk Komisi Khusus Penggrebekan PSK dengan ketua Andre Rosiade. Tugasnya melakukan penggrebekan di berbagai kota atau daerah.
Jangan terjebak dengan kondom yang belum dipakai atau dibuka,bisa jadi demi kenyamanan!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews