Tantangan 14 Hari

Hentikan keadaan semakin memburuk, 14 hari. Jaga jarak, hindari keramaian, di rumah saja. Saya menambahkan pola hidup sehat, sering-sering cuci tangan, dan jauhi sosial media biar tak panas.

Selasa, 17 Maret 2020 | 14:13 WIB
0
358
Tantangan 14 Hari
Ilustrasi mencegah preventif corona (Foto: kronologi.id)

Setelah 14 hari, silahkan berpolemik lagi. Tapi saya mengajak dalam 14 hari ke depan ikuti anjuran pemerintah. Jaga jarak, hindari keramaian, di rumah saja. Tambahkan pola hidup sehat dan jauhi sosial media.

Kenapa?

Pemerintah menyebut tiga tahap pasien terinfeksi covid-19. ODP, orang dalam pengawasan. Ia baru bersentuhan dengan orang sakit atau menunjukkan gejala. Dia bisa self isolation di rumah. Mengobati gejala yang muncul dan menghambat virus menyebar ke orang lain.

Anjuran pemerintah untuk jaga jarak, hindari keramaian, dan di rumah saja didasari karena virus sudah banyak menyebar. Jahatnya Covid-19, mereka yang terinfeksi, bila daya tahan tubuhnya bagus, tidak menunjukkan gejala sakit tetapi bila tidak mengisolasi diri, ia bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Mari kita hentikan virus sampai di sini, hanya dengan 14 hari di rumah saja. Masih tanya mengapa? Karena sesudahnya, kita tidak bisa di rumah saja. Bila daya tahan tubuh lemah, muncul gejala sesak nafas, itu artinya harus dirawat di rumah sakit.

Tidak bisa lagi dirawat di rumah? Tidak, karena dia harus menjalani swab tenggorokan dan sejumlah perawatan lainnya.

Bayangkan seandainya kita mengabaikan 14 hari tantangan, kemudian banyak pasien yang meningkat statusnya dan harus dirawat di rumah sakit. Di hari-hari tanpa kejadian luar biasa pun, banyak pasien terlantar karena fasilitas ruang rawat tidak mencukupi.

Mari kita hentikan keadaan semakin memburuk. Hanya 14 hari. Jaga jarak, hindari keramaian, di rumah saja. Saya menambahkan pola hidup sehat, sering-sering cuci tangan, dan jauhi sosial media biar tak panas hati baca pakar-pakar yang mendadak bermunculan.

Setelah itu kita berdebat lagi tentang perang ekonomi sehingga covid-19 muncul. Setelah itu kita bertengkar lagi tentang pemimpin yang penuh pencitraan. Setelah itu kita foto-fotoan alay lagi. Setelah itu kita ngopi cantik lagi. Setelah itu kita nikmati Indonesia bebas covid-19.

Berani terima tantangan?

Aku sih yessss.

Kristin Samah

 ***