Tidak hanya mengepung Surabaya dengan tanaman, di dalam kota, ia membuka taman dan hutan kota. Suhu Surabaya dikenal panas sehingga masyarakatnya pun terpengaruh jadi temperamen.
“Coba tanam cemara udang di sepanjang pantai,” ujar Megawati Soekarnoputri ketika mendengar keluhan Walikota Surabaya Tri Risma Harini.
Di tahun-tahun pertama menjadi walikota, Risma harus mengatasi banjir yang hampir menelan separuh wilayah kota. Belum lagi persoalan nelayan yang tak bisa melaut karena kapal pecah dihantam ombak.
Risma mengikuti saran Megawati. Mengatasi bencana alam harus dilakukan dengan berbaik-baik dengan lingkungan. Masalah alam harus ditangani dengan alam. Pesan Megawati itu menjadi pedoman bagi Risma.
Ia mencari cemara udang. Cemara yang biasanya dijadikan bonsai itu ditanam di sepanjang pantai timur. Awalnya hanya sepanjang tiga kilometer. Bertahap, cemara udang ditanam lebih dari 20 km.
Dari timur ke barat sampai ke utara. Di sisi selatan ia memperbaiki hutan mangrove. Praktis, Surabaya dikepung tanggul hidup. Cemara udang dan hutan mangrove.
Mangrove bisa memecah ombak, menghambat air masuk ke daratan, dan ternyata juga bisa menangkal puting beliung. Akan halnya cemara udang?
Akarnya kuat, mudah beradaptasi dengan asin air laut. Batangnya liat, tahan benturan. Bahkan daunnya bisa meredam angin.
Sejak ekosistem mangrove dan cemara udang itu menjadi tanggul hidup, Risma tak pernah lagi mendengar keluhan nelayan yang kapalnya pecah akibat angin dan gelombang. Bahkan banjir yang sebelumnya menenggelamkan hampir 50 persen wilayah Surabaya, tiap tahun persentasenya menurun. Di pertengahan 2019, Risma mengklaim sisa kawasan rawan banjir tinggal dua persen.
Tidak hanya mengepung Surabaya dengan tanaman, di dalam kota, ia membuka taman dan hutan kota. Suhu Surabaya dikenal panas sehingga masyarakatnya pun terpengaruh, menjadi temperamen, gampang emosi.
“Setelah taman dan hutan kota banyak ditemui di Surabaya, suhu mulai turun, masyarakat tidak lagi emosian,” ujar Risma serius. Heheheee... Kalau warganya gak lagi gampang marah kenapa walikotanya suka marah-marah?
Risma tertawa renyah. Ia kemudian tersenyum penuh makna ketika ditanya kemungkinan pindah kota kalau masa jabatannya berakhir.
Kristin Samah
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews