Satu paragraf didistorsi oleh Mang Dayat, yaitu paragraf kritik Mbah Hasyim terhadap aliran sesat Wahhabiyah dan aliran menyimpang yang dibawa oleh Muhammad Abduh, giliran paragraf ini dia loncati.
Lulusan Darul Arqam Muhammadiyah Garut belakangan ini menggemparkan jagat media sosial menyoal sejarah Thomas Matullessy dan Maluku. Mang Dayat sapaan akrab saya untuk Ustadz Adi Hidayat lulusan Islamic Collage, Libya.
Retorika Mang Dayat ini memang cukup memukau, seakan ia menguasai seluruh bidang pengetahuan, tak sedikit halaman-halaman ayat al-Qur'an dan al-Hadits dengan mudah ia sampaikan di luar kepala, tapi kadang saya berpikir juga itu bisa aja suka-suka dia, wong tiap cetakan beda halamannnya kok.
Dengan ke 'sok' pintarannya Mang Dayat suatu hari pernah mentashrif kata Ta'ziyah تعزية yang menurutnya kata tersebut berasal dari Bina Mudha'af yang berbunyi عزّ ('azza), menurut ahli bahasa itu fatal kesalahannya, yang benar itu Bina Naqish. Katanya mang Dayat ini lulusan ilmu lughah di Libyanya?
Mang Dayat juga pernah menyampaikan pemahaman kitab Qanun Asas Ahlussunnah karya KH. Hasyim Asy'ari, sialnya dia menyampaikan pendapat KH. Asy'ari tentang Rafidhah, tapi dengan segala kegendengannya ia memukul rata semua Syi'ah sesat, padahal Mbah Hasyim sangat jelas dalam kitabnya tidak mengatakan kalimat شيعة tapi yang dia katakan adalah رفيضة.
Lebih sialnya lagi, satu paragraf didistorsi oleh Mang Dayat, yaitu paragraf kritik Mbah Hasyim terhadap aliran sesat Wahhabiyah dan aliran menyimpang yang dibawa oleh Muhammad Abduh, giliran paragraf ini dia loncati. Sialan. Niat banget.
Terakhir, distorsi sejarah. Mang Dayat mengatakan Thomas Matulessy adalah orang Islam namanya Ahmad Lussy. Suka-suka lo dah. Seperti Gajah Mada adalah Gaj Ahmada. Bahkan yang sangat anti dengan Barat menuduh Barat menghilangkan sejarah perkembangan pengetahuan Islam dengan mengubah Ibnu Rusyd menjadi Averos, Ibnu Sina jadi Aviccena, bro itu soal pelafalan aja Djiancok...
Dikampung Gue, Hidayat panggilannya DAYAT.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews