Jelang Ramadhan, masyarakat selalu dihadirkan dengan berita-berita mencemaskan seputar naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok. Namun berbeda pada tahun ini, beberapa harga kebutuhan pokok cenderung stabil.
Jika melihat dari kacamata inflasi global, kecemasan di atas dapat dikatakan berawal dari tahun 2021 hingga sekarang, dimana banyak negara yang mulai membangun kembali pemulihan ekonomi global. Lebih lanjut, hal ini dilihat dari kenaikan permintaan yang meningkat, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan pasokan produksi global karena adanya mobilitas sosial dan ekonomi yang belum kembali dalam kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Staf Pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Edhie Purnawan, PhD mengatakan, adanya pemicu aktivitas ekonomi global tersebut menyebabkan masalah gangguan pada rantai pasokan global tersebut meluas hingga distribusi barang produksi dan bahan material antarnegara terganggu.
“Adanya kelangkaan kontainer serta menumpuknya barang di pelabuhan telah menyebabkan waktu pengiriman bahan pokok tersebut tertunda. Lalu, biaya pengiriman yang meningkat dan juga produksi beberapa negara menurun,” katanya dalam keterangan kepada Media di Jakarta (10/4).
Selain itu, terjadinya perang Rusia-Ukraina juga menjadi salah satu penyebab harga minyak dan gas naik. Diperkirakan lamanya perang antara keduanya dapat mengakibatkan inflasi global dan meredam tekanan inflasi. Sebagai masyarakat yang bijak dan cerdas, harus mengetahui penyebab global yang menyebabkan kenaikan pada bahan pokok menjelang Ramadhan.
Namun hal tersebut memicu pemerintah untuk terus mengadakan evaluasi demi kesejahteraan masyarakat untuk dapat melalui ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan khidmat. Kepala Badan Pangan Nasional. Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa timnya akan bekerja sama dengan Kementrian Perdagangan untuk sama-sama menstabilkan harga kebutuhan pokok pada bulan Ramadhan.
“Pada 8 April silam, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta agar Pemerintah dapat membuat rancangan jangka pendek, menengah dan panjang menyusul pengendalian harga pangan, supaya nantinya dapat memonitor kenaikan harga pokok secara detail dan mendalam.” ungkapnya.
Sumber lainnya, Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin menerangkan, kenaikan harga bahan pokok ini akibat kebutuhan lebih tinggi daripada penawaran. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, kenaikan harga bahan pokok atau inflasi ini tidak dapat diantisipasi, karena sifatnya alamiah. Sebab, inflasi merupakan sebuah konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi. Karena itu, hal yang paling penting adalah level inflasi tetap ideal.
Hal ini ditanggapi langsung oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, dirinya mengimbau seluruh pemangku pemerintahan agar saling gotong-royong dalam menstabilkan harga pangan serta memastikan ketersediaan stok bahan pokok di seluruh pasar Indonesia sehingga tidak terjadi lonjakan harga pada suasana bulan Ramadhan.
“Untuk menjaga kestabilan harga, khususnya harga pangan, Pemerintah harus memastikan kelancaran dan distribusi pasokan pangan, khususnya di daerah kritis dari sisi jumlah penduduk, juga memastikan tidak adanya manipulatif harga pasar dari oknum yang tidak bertanggung jawab,” terang Muhammad Edhie Purnawan, PhD.
Optimalisasi sinergi dari para pemangku kebijakan dan juga masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan adanya rencana antisipasi yang telah disusun oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, akan melahirkan ekonomi masyarakat yang stabil dan sejahtera.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews