Ketika anak-anak yang lain membuangi sayuran di piringnya, maka kedua anak saya tersebut mengokop kuah sayur sampai pancinya tandas!
Waktu kecil, saya sering melihat orang-orang susah diatur soal makan. Memilih-milih makanan dan seleranya pun itu-itu aja. Jika ada makanan yang tidak biasa dimakannya, maka ketika ditawari memilih menolaknya.
Saya pernah melihat ada yang setiap hari makan telur terus, karena tidak suka ayam, daging, tahu, tempe, dan sayuran. Ada juga yang cuma suka ayam, dan menolak ikan. Ada yang setiap hari mengkonsumsi nugget dan sosis, atau makanan beku olahan yang lainnya.
Saya ini termasuk golongan "gragaspora." Apa aja saya makan. Saya tidak pernah memilih-milih makanan ketika disediakan. Sehingga lidah saya sangat mudah beradaptasi untuk semua jenis makanan.
Dari pengalaman melihat orang-orang dengan selera yang ribet, maka saya tidak ingin anak-anak saya seperti itu.
Dari mereka kecil, saya membiasakan mereka makan apapun itu. Durian, sambel, pecal, lontong, gado-gado, pizza, burger, bistik, dll. Bahkan mereka suka lalapan. Saya juga menyuruh mereka makan jengkol, pete, cepoka, oncom, dan leunca. Intinya semua jenis makanan yang anak-anak hindari, tetapi saya usahakan agar anak-anak saya menerima apapun yang saya suguhkan di depan mereka. Good newsnya mereka menikmatinya dan menghabiskan makanannya. Tidak ada sejarahnya di rumah saya memilih-milih makan. Makan yang ada! Itulah prinsip di rumah saya. Sehingga saya punya semboyan menyangkut makanan buat mereka:
"Jangan makan karena lauk! Ketika lauk enak, banyak makan, ketika lauk tak enak menolak makan. Itu tidak syukur nikmat! Jika tidak bersyukur maka rezekipun kabur!"
Maka kemanapun kami pergi, saya bisa lega dan berbangga hati karena mereka sangat mudah diatur soal makanan. Bahkan anak ketiga dan si bungsu sangat menyukai sayur.
Ketika anak-anak yang lain membuangi sayuran di piringnya, maka kedua anak saya tersebut mengokop kuah sayur sampai pancinya tandas!
Lucky Me!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews