Bukan waktunya menyelamatkan citra. Menyelamatkan alam jauh lebih penting. Meski mungkin terlambat, semoga saja apa yang tersisa dari hutan Indonesia bisa diselamatkan.
Membaca pernyataan pemimpin dan pejabat Indonesia tentang penyebab banjir bandang yang beruntun, saya kok jadi sedih, ya.
Curah hujan yang terlalu tinggi katanya menyebabkan sungai-sungai meluap dan tanggul jebol. Intinya banjir di semua tempat adalah akibat curah hujan. Pemanasan global. Seolah kita tidak punya daya apapun. Cukup pasrah.
Kalau saja para pemegang kekuasaan mau jujur dan introspeksi, dan bukan sekadar menyalahkan hujan. Lihat peta hutan kita. Sudah berkurang berapa juta hektar selama puluhan tahun? Apa langkah pemerintah untuk meremajakan hutan yang gundul? Semua itu bisa diantisipasi kalau ada will power. Bukan malah menggelar karpet merah bagi para pemilik modal untuk terus membabat hutan.
Hujan akan terus turun. Resapan air semakin berkurang. Banjir akan semakin parah di masa datang, kalau tidak ada perbaikan dari atas.
Saya cukup sering berbagi foto tentang alam dan perumahan di Norwegia. Bahan utama rumah di sini dan Skandinavia pada umumnya adalah kayu (spruce, pinus, oak, dll).
Tiap tahun jumlah penduduk bertambah, demand perumahan meningkat terus. Namun jumlah hutan seakan tidak berkurang.
Saya sering melihat pohon-pohon yang ditebang untuk keperluan perumahan dan pohon natal. Banyak jumlahnya. Namun tak perlu waktu lama, mulai tumbuh lagi pepohonan baru di wilayah hutan yang sama. Istilahnya, tebang 10 tanam 10.
Kalau teman-teman ada langkah berkunjung ke Norwegia, akan sangat mudah menemukan hutan. Hutan pinus di foto ini jaraknya hanya 5 menit jalan kaki dari perumahan tempat saya tinggal. Adem nggak, sih, kalau di perkotaan tetap banyak hutan, sumber udara bersih kita, penyerap air dan penyelamat lingkungan kita?
Bukan waktunya menyelamatkan citra. Menyelamatkan alam jauh lebih penting. Meski mungkin terlambat, semoga saja apa yang tersisa dari hutan Indonesia bisa diselamatkan.
Apalagi katanya presiden kita adalah seorang sarjana kehutanan. Hutan-hutan baru bisa diciptakan.
Semoga.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews