Nasib Hutan

Bukan waktunya menyelamatkan citra. Menyelamatkan alam jauh lebih penting. Meski mungkin terlambat, semoga saja apa yang tersisa dari hutan Indonesia bisa diselamatkan.

Selasa, 19 Januari 2021 | 22:41 WIB
0
211
Nasib Hutan
Ilustrasi hutan (Foto: dok. pribadi)

Membaca pernyataan pemimpin dan pejabat Indonesia tentang penyebab banjir bandang yang beruntun, saya kok jadi sedih, ya.

Curah hujan yang terlalu tinggi katanya menyebabkan sungai-sungai meluap dan tanggul jebol. Intinya banjir di semua tempat adalah akibat curah hujan. Pemanasan global. Seolah kita tidak punya daya apapun. Cukup pasrah.

Kalau saja para pemegang kekuasaan mau jujur dan introspeksi, dan bukan sekadar menyalahkan hujan. Lihat peta hutan kita. Sudah berkurang berapa juta hektar selama puluhan tahun? Apa langkah pemerintah untuk meremajakan hutan yang gundul? Semua itu bisa diantisipasi kalau ada will power. Bukan malah menggelar karpet merah bagi para pemilik modal untuk terus membabat hutan.

Hujan akan terus turun. Resapan air semakin berkurang. Banjir akan semakin parah di masa datang, kalau tidak ada perbaikan dari atas.

Saya cukup sering berbagi foto tentang alam dan perumahan di Norwegia. Bahan utama rumah di sini dan Skandinavia pada umumnya adalah kayu (spruce, pinus, oak, dll).

Tiap tahun jumlah penduduk bertambah, demand perumahan meningkat terus. Namun jumlah hutan seakan tidak berkurang.

Saya sering melihat pohon-pohon yang ditebang untuk keperluan perumahan dan pohon natal. Banyak jumlahnya. Namun tak perlu waktu lama, mulai tumbuh lagi pepohonan baru di wilayah hutan yang sama. Istilahnya, tebang 10 tanam 10.

Kalau teman-teman ada langkah berkunjung ke Norwegia, akan sangat mudah menemukan hutan. Hutan pinus di foto ini jaraknya hanya 5 menit jalan kaki dari perumahan tempat saya tinggal. Adem nggak, sih, kalau di perkotaan tetap banyak hutan, sumber udara bersih kita, penyerap air dan penyelamat lingkungan kita?


Presiden Joko Widodo di Banjarmasin (Foto: Tempo.co)

Jangan mudah terhibur hanya dengan kunjungan Presiden. Apalagi tersentuh ketika melihat Presiden bawa payung sendiri.

Bukan waktunya menyelamatkan citra. Menyelamatkan alam jauh lebih penting. Meski mungkin terlambat, semoga saja apa yang tersisa dari hutan Indonesia bisa diselamatkan.

Apalagi katanya presiden kita adalah seorang sarjana kehutanan. Hutan-hutan baru bisa diciptakan.

Semoga.

***