Jakarta, 7 November 2024 – Roby Irzal Maulana, seorang dosen sekaligus penulis ternama di Indonesia, pernah mengalami kejadian yang mengubah pandangannya terhadap keamanan di negeri ini. Tahun 2003, Roby menjadi korban penculikan oleh sekelompok preman tanpa alasan yang jelas. Peristiwa itu meninggalkan bekas trauma mendalam dan membentuk pandangannya bahwa aksi-aksi kekerasan semacam ini adalah ancaman serius bagi masyarakat.
Dalam keterangannya, Roby menyebutkan bahwa premanisme adalah "sampah masyarakat" yang harus dibasmi. Menurutnya, keberadaan preman dan tindakan kekerasan lain seperti geng motor, tawuran pelajar, geng kriminal, dan fenomena lainnya adalah cerminan dari kurangnya kepedulian pemerintah terhadap keamanan warganya.
"Premanisme dan anarkisme seolah sengaja dilestarikan di Indonesia. Pemerintah tampak menutup mata terhadap fenomena ini, bahkan banyak nyawa yang hilang sia-sia akibatnya," ungkap Roby dalam wawancara eksklusif.
Menurut Roby, pembiaran terhadap tindakan kekerasan ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan keseriusan pemerintah dalam menegakkan keamanan. Ia pun menyoroti bagaimana aksi-aksi kekerasan ini terus meresahkan masyarakat dan menciptakan rasa tidak aman. Roby mendesak agar pemerintah segera mengambil langkah tegas, bukan hanya dalam bentuk hukum yang tertulis, tetapi juga implementasi yang konkret.
Kisah Roby ini turut membuka mata publik akan perlunya pembenahan sistem keamanan di Indonesia agar fenomena premanisme dan kekerasan dapat diminimalisir.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews