Gagal Berlayar dengan Kapal Selam

Selama 61 tahun kiprah Korps Hiu Kencana mengabdi untuk Indonesia. Betapa pengorbanannya luar biasa.

Sabtu, 24 April 2021 | 12:32 WIB
0
280
Gagal Berlayar dengan Kapal Selam
Kapal Selam Nanggala-402 (Foto: Mabesal)

Beberapa kali saya membujuk Laksamana TNI Ade Supandi ketika menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Saya minta diizinkan berlayar dengan kru kapal selam. 

Tapi, beberapa kali pula, Ade Supandi tidak mengizinkan. Ia beralasan, risikonya tinggi sekali. Mengingat usia kapal selam TNI sudah berusia lebih dari 25 tahun. 

Apalagi saya meminta bukan sekadar berlayar formalitas seperti pejabat tinggi yang akan mendapatkan brevet kehormatan hiu kencana (kapal selam). Melainkan ikut menyaksikan seperti kondisi perang. Menembakkan torpedo dari kedalaman laut.

"Kami TNI sudah teken kontrak mati dalam tugas. Wartawan kan tidak ada teken kontrak mati. Itu alasan saya," ujar laksamana bintang empat itu.

Pagi ini, saya mengontak Laksamana (Purn) Ade Supandi. Membahas kasus belum ditemukannya kapal selam KRI Nanggala 402 di Laut Bali. Diduga tenggelam di dasar laut dengan kedalaman 700 meter. Dalam sejarah di dunia, belum ada kapal selam yang tenggelam di dasar laut, bisa diselamatkan.

Hari ini saya kontak beberapa perwira TNI AL. Mereka pagi ini melakukan doa bersama untuk keselamatan 53 personel yang berada di dalam kapal selam tersebut.

"Hikmahnya, kita harus selalu berdoa jangan sampai peristiwa serupa terjadi lagi. Selalu hati-hati, cermat, teliti. Review layak dan tidak layak, siap dan tidak siap, dll," kata Ade Supandi.

Laksamana (Purn) Subyakto, mantan KSAL, merupakan kru kapal selam Belanda pada saat Perang Dunia ke-2. Kru kapal selam TNI, pertama kali belajar di kapal selam Uni Soviet pada 1958. Berpangkalan di Polandia. Belajar selama sembilan bulan di Laut Baltik. 

Selama 61 tahun kiprah Korps Hiu Kencana mengabdi untuk Indonesia. Betapa pengorbanannya luar biasa.

Termasuk saat menyelundupkan pasukan khusus Angkatan Darat dan Marinir ke Papua serta mengusir kapal perang Belanda dalam Operasi Trikora 1962-1963.

Kru kapal selam kita juga berada di tengah perang. Ditugaskan membantu Pakistan dalam perang melawan India. Sebuah keputusan politik Presiden Sukarno untuk kepentingan nasional Indonesia.

Sedih.... Mendoakan yang terbaik untuk para kesatria Angkatan Laut kita.

***