Akankah ucapan "lebih baik membusuk di penjara" yang pernah diucapkannya jadi kenyataan?
Bahar bin Smith pada tanggal 21 Noverber 2021 baru saja bebas dari lapas Gunung Sindur, Bogor. Ia dipenjara dalam dua kasus yang hampir sama yaitu kekerasan atau penganiayaan. Rian terpidana
mati pernah juga kena bogem Bahar bin Smith di lapas Gunung Sindur.
Setelah menghirup udara bebas ia seperti biasa langsung melakukan cek sound atau ceramah. Seperti biasanya, ceramahnya bukan terkait ajaran agama yang lemah -lembut, tetapi lebih banyak berisi makian atau provokasi yang mengarah ujaran kebencian. Bahkan Presiden Jokowi pernah ia hina atau cela dengan sebutan “Jokowi banci dan Jokowi haid”.
Dan dengan pongahnya ia mengatakan tidak akan meminta maaf atas ucapannya tersebut dan ia lebih baik membusuk dalam penjara.
Sepertinya ucapannya itu menjadi doa untuk dirinya sendiri dan akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat.
Beberapa hari lalu pihak Polda Jawa Barat mengirimkan dua penyidik ke rumah Bahar bin Smith untuk mengirimkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan atau SPDP terkait ujaran kebencian dalam suatu ceramahnya setelah ia menghirup udara bebas. Artinya bakal menjadi tersangka.
Namun dalam pemberitahuan SPDP oleh dua penyidik tersebut ada pemandangan yang ganjil.
Yaitu dua penyidik tersebut sedang ngobrol hangat dari gesturnya dan terlihat seperti diceremahi oleh Bahar bin Smith. Bahkan saling berpelukan sebelum dua penyidik itu pulang.
Harusnya kalau sekedar mengirimkan SPDP kepada pihak yang akan menjadi tersangka tidak perlu beramah tamah layaknya orang sowan kepada orang yang dihormati.
Jangan sampai wibawa penegak hukum jatuh dihadapan calon tersangka terkait ujaran kebencian.
Sepertinya dua penyidik itu takut atau segan terkait ada embel-embel nama “habib” yang disandang oleh Bahar bin Smith. Mungkin di mata dua penyidik itu Bahar bin Smith masih ada keturunan nabi atau cucu nabi seperti kebanyakan masyarakat kita pahami. Sehingga ada perasaan segan atau dianggap tidak menghormati.
Yang pasti dan jelas, kita adalah cucu dari kakek-nenek dari pihak bapak dan ibu kita. Tidak usah mencari gantungan nasab sekedar hanya untuk dihormati atau dihargai.
Akhlak dan perbuatan kita yang menjadikan seseorang itu menghormati atau tidak. Bukan merasa dirinya adalah cucu atau keturunan ini dan itu, sedangkan jaraknya terpaut ribuan tahun yang lalu. Orang sampai tujuh
turunan saja DNA nya udah mulai samar.
Baca Juga: "Abuse of Power" dan Tugas Menjaga Stabilitas
Gaya ceramah Bahar bin Smith kalau diamati memang dengan suara keras atau nada yang tinggi.Intonasinya dalam ceramah selalu dengan nada tinggi dan menarik urat leher. Dan terlihat seperti orang sedang marah dibanding orang berceramah.
Sepertinya Bahar bin Smith hanya sebentar dalam menghirup udara bebas. Dan akan berperkara dengan hukum lagi terkait ceramahnya yang mengandung ujaran kebencian atau provokasi.
Kita tunggu apakah dalam pemeriksaan yang dijadwalkan pada hari Senin 3 Januari 2022 yang bersangkutan memenuhi panggilan dan langsung ditahan atau tidak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews