Menurut Kabareskrim, dengan pasal pembunuhan berencana yang dituduhkan kepada Sambo, kemungkinan terjadinya pelecehan seksual kecil. Artinya bisa dikesampingkan.
"Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah" - Ahmad Albar.
Eks Kepala Divisi Propam Ferdy Sambo membuat pengakuan, ia merencanakan pembunuhan Brigadir J sejak di Magelang. Menurut yang bersangkutan, hal itu didasari atas laporan atau aduan istrinya yaitu Putri Candrawathi karena dilecehkan oleh Brigadir J.
Dan Sambo berdalih, hal itu dilakukan untuk menjaga harkat dan martabat keluarga.
Menurut Sambo pelecehan terjadi di Magelang.
Pengakuan Sambo ini setelah menjalani pemeriksaan yang dilakukan tim khusus di Mako Brimob Depok.
Pengakuan Sambo ini tentu meruntuhkan narasi sebelumnya, terjadinya pelecehan seksual di rumah dinas. Sekarang Tempat Kejadian Perkara atau TKP bergeser atau berubah di Magelang.
Tapi ada konsistensi dari motif yaitu pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri.
Mengapa Sambo tetap konsisten dengan alibi ada terjadi pelecehan seksual kepada istrinya?
Karena alibi pelecehan seksual ini yang paling diterima dan menjadi sebab terjadinya pembunuhan kepada Brigadir J.
Apalagi ada pandangan masyarakat, kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi pelecehan seksual sering terjadi. Dan dianggap wajar demi membela harga diri seorang lelaki atau suami.
Apakah benar terjadi pelecehan seksual atau suka sama suka, kita tidak tahu. Hanya menduga saja berdasarkan berita-berita atau informasi dari berbagai sumber.
Tapi menurut Kabareskrim dengan pasal pembunuhan berencana yang dituduhkan kepada Sambo, kemungkinan terjadinya pelecehan seksual kecil. Artinya bisa dikesampingkan.
Dari pengakuan Sambo, ia seperti bukan seorang jenderal bintang dua, tapi seperti pelaku kriminal dari kalangan bawah yang melakukan pembunuhan karena tersinggung istrinya dilecehkan.
Semoga Sambo bisa mempertanggungkan dihadapan hukum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews