Setelah susah payah meraihnya dalam sejumlah turnamen elite, Novendra akhirnya menjadi Grandmaster catur ke-8 yang pernah ada di Indonesia!
Perjuangan panjang dari IM Novendra Priasmoro untuk menjadi seorang pecatur bergelar Grandmaster berakhir di Liberec, kota kelima terbesar di Republik Ceko berjarak sekitar 150 kilometer dari Praha.
Novendra meraih gelar GM setelah menundukkan pecatur Polandia, IM Klaudia Kulon di babak ketujuh tadi malam. Juara kejurnas catur tahun 2017 ini menang pada langkah 25 pembukaan Serangan Trompowsky.
Ini kemenangan ketujuh berturut-turut Novendra di Liberec Open yang memberinya 11,4 poin rating. Itu berarti juara Bangkok Open tahun 2018 ini sudah memenuhi persyaratan rating minimal GM sebesar 2500.
Sangat mengesankan, karena Novendra sebenarnya hanya memerlukan 11 poin rating lagi saat memulai turnamen agar bisa meraih gelar yang sangat prestisius itu.
"Akhirnya jadi GM juga setelah 4 kali nyaris tapi gagal terus. Dua kali gagal di Praha Open, sekali pada dwitarung Jakarta Open dan sekali di kejuaraan dunia junior tahun 2018 saat cuma butuh 2 poin rating saja padahal saat itu, rating saya sudah 2498," jelas Novendra dikutip dari media online medcom.id.
Kapan terakhir kali pecatur Indonesia mendapatkan gelar Grandmaster? Susanto Megaranto menjadi GM ketujuh Indonesia tahun 2004. Setelah 16 tahun kemudian IM Novendra Priasmoro menggenapkannya jadi GM kedelapan.
Turnamen masih tersisa dua babak lagi. Lawan Novendra pada babak kedelapan malam ini adalah pecatur India, IM Akash G yang pekan lalu menjadi juara di Praha Open. Target berikutnya sekarang adalah juara.
Selamat buat Novendra Priasmoro. Jika diibaratkan gelar GM itu seperti SIM, masih dibutuhkan banyak praktek agar lebih mahir mengemudi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews