Dalam pertandingan babak final melawan Aronian itu, keterampilan bertahan Nakamura menjadi faktor kunci utama, baik di catur standard maupun di babak tambahan catur cepat.
Tak percuma FIDE memberikan wild card kepada GM Hikaru Nakamura untuk ikut FIDE Grand Prix 2022 meskipun pecatur AS itu sudah dua tahun tiga bulan tidak lagi tampil di turnamen catur standar.
Terakhir kali Nakamura tampil di turnamen catur standar adalah di Grand Prix Hamburg pada November 2019 yang memicu kritik kepada FIDE karena telah mengundang pecatur yang tidak lagi aktif bermain.
Barangkali pertimbangan FIDE mengundang Nakamura adalah karena pecatur berusia 34 tahun ini peringkat dua dunia catur cepat dan peringkat satu dunia catur blitz. Turnamen ini memberi ruang ke format itu jika pertandingan berlangsung imbang.
Dan Nakamura membayar kepercayaan itu dengan menjuarai seri pertama FIDE Grand Prix Berlin setelah menundukkan GM Levon Aronian 2-0 langsung di babak tambahan catur cepat tadi malam.
Dalam pertandingan babak final melawan Aronian itu, keterampilan bertahan Nakamura menjadi faktor kunci utama, baik di catur standard maupun di babak tambahan catur cepat.
Sebagai juara Nakamura berhak mendapat hadiah uang sebesar 24.000 Euro atau sekitar 391 juta rupiah dan 13 Grand Prix poin.
Nakamura akan kembali bermain di seri ketiga yang juga berlangsung di Berlin pada bulan Maret mendatang.
Terlihat betapa sabarnya Nakamura menghadapi Aronian saat memegang buah hitam, memerangkap Raja Aronian di baris pertama, ini menggambarkan betapa tunggang-langgangnya Raja putih, berlari menyelamatkan diri. Tapi Jaring skakmat sudah telanjur Nakamura tebar.
Pada babak final hari kedua sebagaimana dalam video analisis permainan ini terlihat bagaimana Nakamura mengakhir perlawanan Aronian dalam "enspell" Benteng melawan tiga bidak.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews