Medina harus bersabar sampai tahun 2020 untuk bisa bermain di Piala Dunia Catur Wanita ini.
Semua media di Indonesia yang memberitakan kemenangan GM Susanto Megaranto dan WGM Medina Warda Aulia di turnamen Eastern Asia Chess Championship FIDE Zone 3.3 yang berlangsung di Ulaanbator, Mongolia, di bulan Mei lalu menulis bahwa Susanto dan Medina lolos ke Piala Dunia.
Benarkah demikian? Untuk Susanto Megaranto memang benar karena ia akan berlaga di Piala Dunia yang akan diselenggarakan pada 9 September hingga 2 Oktober 2019 mendatang di Khanty-Mansiysk, Rusia,
Bagaimana dengan Medina? Nanti dulu. Piala Dunia Wanita 2019 tidak ada di daftar turnamen resmi FIDE. Itu berarti turnamen ini kemungkinan besar akan digelar tahun 2020. Dan memang benar.
Setelah saya teliti di website resmi FIDE, turnamen ini akan berlangsung di Minsk, Belarus pada 21 September hingga 15 Oktober 2020. Itu berarti lebih dari satu setengah tahun lagi.
Di regulasi turnamen Eastern Asia Chess Championship FIDE Zone 3.3 di Mongolia yang dijuarai Medina tertulis : The winner of the Women’s section shall qualify for the Women’s World Championship. Hanya itu. Tidak disebut waktu dan tempatnya.
Baca Juga: Irene Incar Piala Dunia Catur 2020
Padahal di peraturan FIDE yang baru Women’s World Championship sudah tidak ada lagi karena sudah diganti namanya menjadi Women's Knockout World Cup. Itu berarti semua pecatur yang lolos kualifikasi Women's World Championship otomatis akan di transfer ke Women's World Cup 2020.
Jadi Medina harus bersabar sampai tahun 2020 untuk bisa bermain di Piala Dunia Catur Wanita ini.
Dan jika Irene bisa juara di Asian Continental Women's Championships Zona Asia 3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6, dan 3.7 yang akan digelar pada 7-15 Juni 2019 di Xingtai, China, maka ada dua pecatur putri Indonesia yang berlaga di Piala Dunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews