Majalah catur, German Schach Magazine, pernah menulis bahwa Vincent Keymer adalah bakat catur terbesar yang dipunyai Jerman saat ini setelah juara dunia kedua Emanuel Lasker.
Masih ingat dengan Vincent Keymer, Si pecatur prodigy berusia 14 tahun asal Jerman? Vincent adalah pecatur muda favorit saya, seangkatan dengan Nodirbek Abdusattorov dan Nihal Sarin yang sudah lebih dahulu meraih gelar bergengsi itu.
Hanya membutuhkan hasil remis, IM Vincent Keymer gagal meraih norma GM ketiganya di Isle of Man 2018 setelah dikalahkan GM Emil Sutovsky di babak terakhir.
Namun tahun ini, ia tidak lagi melepaskan peluang itu. Di turnamen yang sama Vincent akhirnya meraih gelar Grandmaster setelah bermain remis dengan pecatur Rusia GM Vadim Zvjaginsev pada babak kesembilan.
Majalah catur, German Schach Magazine, pernah menulis bahwa Vincent Keymer adalah bakat catur terbesar yang dipunyai Jerman saat ini setelah juara dunia kedua Emanuel Lasker.
Carlsen pun harus menang maraton
Meskipun kalah namun pecatur muda Jerman berusia 14 tahun IM Vincent Keymer tampil mengesankan saat menghadapi juara dunia GM Magnus Carlsen di babak pertama turnamen elit Grenke Chess Classic tadi malam.
Vincent ternyata bukan lawan yang mudah bagi Magnus. Partai mereka berlangsung maraton 6 jam 42 menit sehingga paling akhir selesai dengan Vincent memiliki posisi babak tengah yang menjanjikan dan sudah sangat dekat dengan hasil remis.
Namun Magnus adalah pecatur yang sangat berpengalaman. Ia tahu cara menghadapi pecatur muda seperti Vincent. Magnus mengajak Vincent yang minim jam terbang itu bermain panjang dengan tetap memberinya tekanan untuk menguras waktu pikirnya.
Dan benar saja, Vincent akhirnya blunder pada langkah ke 67 karena krisis waktu. Meski demikian Vincent baru benar-benar menyerah pada langkah ke 81. Vincent Keymer tidak perlu kecewa dengan kekalahan ini. Ia mendapat pelajaran berharga dari Magnus yang dengan sempurna memperagakan bahwa dua Kuda lebih perkasa daripada dua Gajah bila ditangani dengan baik meskipun bangunannya terbuka.
Berkat kemenangan ini Magnus sekarang memimpin turnamen sendirian dengan satu poin setelah 4 partai lainnya berakhir dengan remis. Sementara itu Vincent akan menghadapi ujian berat berikutnya menghadapi juara dunia 5 kali GM Viswanathan Anand pada babak selanjutnya.
Belajar dari Kasparov
Salah satu materi pelatihan yang sering digunakan Garry Kasparov untuk menularkan ilmu caturnya adalah melalui studi komposisi. Tujuannya untuk menilai kemampuan analisis seorang pecatur.Studi komposisi ini juga berguna untuk membangun berpikir presisi. Evaluasi akan dilakukan pada keberhasilan dalam memecahkan problem catur yang diberikan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Coba perhatikan dua contoh studi komposisi dari Garry Kasparov di kolom komentar. Mintalah bantuan seseorang untuk mencatat notasinya kemudian susunlah kembali di atas papan tanpa buah catur di atasnya menggunakan pikiran.
Atau kalau terlalu susah, pandanglah diagram selama beberapa menit dan kemudian lakukanlah seperti yang diperbuat oleh Vincent Keymer di gambar bawah. Ia pernah dilatih oleh Kasparov dua jam di Hamburg dengan metode ini, memecahkan problem catur tanpa melibatkan buah catur di atas papan. Sebagai bahan evaluasi, catatlah berapa menit waktu yang anda butuhkan untuk menyelesaikannya.
Terlepas dari hal di atas, Vincent Keymer akan mendapat ujian maha berat di tiga babak pertama turnamen Grenke Classic yang akan dimulai malam ini. Pada babak pertama, kedua dan ketiga, pecatur berusia 14 tahun ini masing-masing akan menghadapi GM Magnus Carlsen, GM Viswanathan Anand, dan GM Fabiano Caruana.
Tentu saja tidak ada yang menjagokan Vincent akan mampu mengalahkan Magnus, Anand, dan Caruana. Tetapi diprediksi ia akan bisa menahan remis salah satu diantaranya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews