Bakat Catur Terbesar Jerman Ini Akhirnya Raih Gelar Grand Master

Majalah catur, German Schach Magazine, pernah menulis bahwa Vincent Keymer adalah bakat catur terbesar yang dipunyai Jerman saat ini setelah juara dunia kedua Emanuel Lasker.

Minggu, 20 Oktober 2019 | 06:57 WIB
0
699
Bakat Catur Terbesar Jerman Ini Akhirnya Raih Gelar Grand Master
Vincent Keymer (Foto: Maria Emilianova)

Masih ingat dengan Vincent Keymer, Si pecatur prodigy berusia 14 tahun asal Jerman? Vincent adalah pecatur muda favorit saya, seangkatan dengan Nodirbek Abdusattorov dan Nihal Sarin yang sudah lebih dahulu meraih gelar bergengsi itu.

Hanya membutuhkan hasil remis, IM Vincent Keymer gagal meraih norma GM ketiganya di Isle of Man 2018 setelah dikalahkan GM Emil Sutovsky di babak terakhir.

Namun tahun ini, ia tidak lagi melepaskan peluang itu. Di turnamen yang sama Vincent akhirnya meraih gelar Grandmaster setelah bermain remis dengan pecatur Rusia GM Vadim Zvjaginsev pada babak kesembilan.

Majalah catur, German Schach Magazine, pernah menulis bahwa Vincent Keymer adalah bakat catur terbesar yang dipunyai Jerman saat ini setelah juara dunia kedua Emanuel Lasker.

Carlsen pun harus menang maraton 

Meskipun kalah namun pecatur muda Jerman berusia 14 tahun IM Vincent Keymer tampil mengesankan saat menghadapi juara dunia GM Magnus Carlsen di babak pertama turnamen elit Grenke Chess Classic tadi malam.

Vincent ternyata bukan lawan yang mudah bagi Magnus. Partai mereka berlangsung maraton 6 jam 42 menit sehingga paling akhir selesai dengan Vincent memiliki posisi babak tengah yang menjanjikan dan sudah sangat dekat dengan hasil remis.

Namun Magnus adalah pecatur yang sangat berpengalaman. Ia tahu cara menghadapi pecatur muda seperti Vincent. Magnus mengajak Vincent yang minim jam terbang itu bermain panjang dengan tetap memberinya tekanan untuk menguras waktu pikirnya.

Dan benar saja, Vincent akhirnya blunder pada langkah ke 67 karena krisis waktu. Meski demikian Vincent baru benar-benar menyerah pada langkah ke 81. Vincent Keymer tidak perlu kecewa dengan kekalahan ini. Ia mendapat pelajaran berharga dari Magnus yang dengan sempurna memperagakan bahwa dua Kuda lebih perkasa daripada dua Gajah bila ditangani dengan baik meskipun bangunannya terbuka.

Berkat kemenangan ini Magnus sekarang memimpin turnamen sendirian dengan satu poin setelah 4 partai lainnya berakhir dengan remis. Sementara itu Vincent akan menghadapi ujian berat berikutnya menghadapi juara dunia 5 kali GM Viswanathan Anand pada babak selanjutnya.

Belajar dari Kasparov

Salah satu materi pelatihan yang sering digunakan Garry Kasparov untuk menularkan ilmu caturnya adalah melalui studi komposisi. Tujuannya untuk menilai kemampuan analisis seorang pecatur.

Studi komposisi ini juga berguna untuk membangun berpikir presisi. Evaluasi akan dilakukan pada keberhasilan dalam memecahkan problem catur yang diberikan dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

Coba perhatikan dua contoh studi komposisi dari Garry Kasparov di kolom komentar. Mintalah bantuan seseorang untuk mencatat notasinya kemudian susunlah kembali di atas papan tanpa buah catur di atasnya menggunakan pikiran.

Atau kalau terlalu susah, pandanglah diagram selama beberapa menit dan kemudian lakukanlah seperti yang diperbuat oleh Vincent Keymer di gambar bawah. Ia pernah dilatih oleh Kasparov dua jam di Hamburg dengan metode ini, memecahkan problem catur tanpa melibatkan buah catur di atas papan. Sebagai bahan evaluasi, catatlah berapa menit waktu yang anda butuhkan untuk menyelesaikannya.

Terlepas dari hal di atas, Vincent Keymer akan mendapat ujian maha berat di tiga babak pertama turnamen Grenke Classic yang akan dimulai malam ini. Pada babak pertama, kedua dan ketiga, pecatur berusia 14 tahun ini masing-masing akan menghadapi GM Magnus Carlsen, GM Viswanathan Anand, dan GM Fabiano Caruana.

Tentu saja tidak ada yang menjagokan Vincent akan mampu mengalahkan Magnus, Anand, dan Caruana. Tetapi diprediksi ia akan bisa menahan remis salah satu diantaranya.

***