Setelah meraih sukses di Serbia, tim paralayang dijadwalkan pulang dan akan langsung mengikuti ajang kejurnas yang juga merupakan ajang Pra PON di Sumedang, Jabar, 21 September.
Tim paralayang Indonesia berhasil menjadi juara umum pada perhelatan kejuaraan dunia paralayang akurasi (WPAC) di Serbia, yang berakhir Selasa (17/9/2019). Lagu Kebangsaan Indonesia Raya pun berkumandang di Serbia.
Hasil itu diraih dari akumulasi pengumpulan poin para atlet Indonesia. Di kelompok perorangan putra, dua atlet menempati posisi 5 besar yaitu Irvan Winarya (posisi kedua) dan Jafro Megawanto (posisi ketiga bersama atlet Slovenia, Matjaz Sluga).
Sedangkan di kelompok perorangan putri, atlet Gita Rezky Yuanita Guntari menempati posisi keempat, diikuti Milawati Sirin di posisi kedelapan.
“Saya ikut bangga dengan usaha tim, dan berharap prestasi ini bisa menular untuk para penerus paralayang muda. Meski dengan keterbatas yang ada, tim mampu menunjukkan kelas terbaiknya,” ungkap Pelatih Timnas Paralayang Indonesia, Gendon Subandono kepada Sakabisa, Rabu (18/9).
Dia menambahkan, meski tidak meraih juara pertama, secara individu tim Indonesia merata kemampuannya. “Semua anggota menyumbang nilai terkecil. Selisih dengan tim China, 90 cm, cukup besar,” tambah Gendon.Hasil di Serbia itu meneruskan dominasi atlet-atlet paralayang Indonesia di nomor akurasi atau ketepatan mendarat. Di nomor ini. Indonesia telah melahirkan juara dunia.
Setelah meraih sukses di Serbia, tim paralayang Indonesia dijadwalkan langsung pulang ke Indonesia, dan akan langsung mengikuti ajang kejurnas yang juga merupakan ajang Pra PON di Sumedang, Jabar, 21 September.
***
Keterangan: Tulisan ini sudah tayang sebelumnya di Sakabisa.com, situs etalase produk personal dan gaya hidup komunitas di Indonesia.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews