Sebagian mereka juga berorganisasi yang salah satu tujuan mereka pun ada yang ingin jadi kacung penguasa. Tentunya banyak lain lagi yang mana mereka menunda lulus.
Dalam perbincangan yang sedikit asyik dengan kawanku dulu, pernah membicarakan terkait "kuliah untuk apa?" Jika ditanya kepada mahasiswa baru dan pelajar, kebanyakan mereka menjawab untuk mencari ilmu. Suatu kali saya juga ditanya demikian oleh seorang karib. Saya pun jawab demikian dengan tambahan "mengubah pola pikir tradisional--yang kategorinya masih sempit".
Dia yang tanya, dia juga yang menentang jawaban saya tersebut. Seolah dia tak mau sama dengan jawaban kebanyakan, dia sendiri punya pikiran konservatif bahwa "kuliah itu untuk mendapatkan ijazah dan untuk membahagiakan orang tua dg cara cepat lulus".
Ini dia dapatkan jawaban tersebut setelah menonton ceramahnya seorang tokoh masyhur Indonesia. Tokoh tersebut mengatakan "salah satu hal yang bisa membuat orang tuamu bangga adalah kamu lulus kuliah dengan cepat. Jadi jangan belok dari tujuan itu..." kurang lebih begitu ceramahnya.
Lalu, dia mulai menghakimi dengan mematok jawabannya sendiri di atas pendapat yang lain. Dia bilang, "Asli, sebenarnya tujuannya itu kan? Cuma itu. Kalau ngga ijazah dan membahagiakan orang tua, lalu apa lagi? Jadi bullshit lah kalau ada orang yang jawab kuliah untuk mencari ilmu". Terlalu yakin dia dengan jawabannya itu.
Saya sendiri merasa tersinggung dengan adanya penghakiman tersebut. Saya teringat ada filsuf Perancis, Voltaire mengatakan "saya tidak setuju pendapat anda, tapi akan saya bela mati-matian hak anda untuk berpendapat".
Memang seharusnya begitu adanya. Bukan malah menghakimi satu sama lain. Saya balas memakai argumen yang berdasar pun, pasti akan dia salahkan atau setidaknya tidak mau menerima pendapat saya tersebut.
Padahal di luar dia banyak sekali mahasiswa yang terancam DO karena berbagai persoalan, termasuk ngaretnya semester. Anda berbagai alasan juga mereka sampai ngaret. Tujuan setiap mahasiswa pun saya yakin berbeda-beda. Mereka ada yang tidak punya orang tua juga. Lalu ada pula yang hidupnya dipenuhi idealisme untuk sekadar menambal kebobrokan negeri. Itu juga kan tujuan?
Yang paling keren bahkan ada lagi. Misalnya seperti memberi sumbangsih bagi daerahnya sendiri yang masih kategori 3T. Ini juga kan tujuan. Sebagian mereka juga berorganisasi yang salah satu tujuan mereka pun ada yang ingin jadi kacung penguasa. Tentunya banyak lain lagi yang mana mereka menunda lulus.
Saya selalu berdoa semoga ini yang terakhir kali dia menghakimi pendapat seseorang baik di dalam forum resmi ataupun non resmi. Supaya orang dia ajak bicara, bisa sepenuhnya mendapatkan hak untuk berpendapat dengan bebas.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews