Baru kali ini musik campursari bisa mengalahkan musik modern seperti group band atau penyanyi pop atau rock. Apalagi musik pop atau group band musik saat ini lagi tenggelam atau mati suri.
Siapa yang tidak kenal Didi Kempot yang mendapat julukan "Bapak Patah Hati Nasional atau The Godfather of Broken Heart". Lewat lagu "cidro" atau ingkar janji atau lagu-lagu bertemakan patah hati-jadi melambungkan namanya kembali.
Jarang ada pekerja seni atau penyanyi pop, rock, jazz atau jenis musik apapun, yang sudah mencapai puncak karier bisa rebound atau atau bangkit lagi dan bisa mencapai puncak karier kedua kalinya. Biasanya penyanyi yang sudah mencapai puncak karier akan tenggelam dan tidak akan bangkit lagi. Paling-paling menggelar konser tunggal untuk mengenang lagu-lagunya.
Tapi ini tidak berlaku bagi Didi Kempot, ia bisa bangkit lagi atau rebound dengan karya lagu terbarunya yaitu Cidro atau ingkar janji.
Didi Kempot terkenal dengan membawakan lagu-lagu campur sari dengan lirik bahasa Jawa. Pelopor campur sari sendiri sebenarnya Manthous dari Gunung Kidul yang terkenal menciptakan lagu "Gethuk".
Lagu-lagu Didi Kempot yang melambungkan namanya di antaranya: Sewu Kutho, Ketaman Asmara, Stasisun Balapan, Tanjung Mas Ninggal Janji, Modal Dengkul, Sekonyong-Konyong Koder dan masih banyak lagu lainnya.
Tapi setelah lagu patah hati "Cidro", nama Didi Kempot melambung lagi dan menembus batas-batas usia dari berbagai kalangan: tua-muda-anak-anak dan lintas suku atau etnis.
Banyak generasi muda atau milenial yang menyukai lagu Didi Kempot sekalipun mungkin tidak mengerti artinya karena menggunakan bahasa Jawa, namun tidak mengurangi kesukaannya kepada lagu-lagu Didi Kempot.
Bahkan sekarang aksi panggungnya bukan ditanah lapangan lagi, tapi sudah masuk Hotel yang berbintang atau berkelas dengan ribuan penonton yang berkelas juga. Puncak karier Didi Kempot kedua ini bisa terbilang sempurna yang bisa merangkul dari berbagai kalangan lintas generasi dan lintas etnis.
Aksinya panggungnya selalu disesaki oleh anak-anak muda atau para fans dengan sebutan "sobat ambyar".
Mungkin baru kali ini musik daerah atau campursari bisa mengalahkan musik modern seperti group band atau penyanyi pop atau rock. Apalagi musik pop atau group band musik saat ini lagi tenggelam atau mati suri.
Alangkah baiknya kalau lagu-lagu daerah lainnya juga bisa muncul atau tampil seperti Didi Kempot.
Selamat berkarya lewat musik daerah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews