Alireza Firouzja juga sukses meraup 89 poin rating sehingga Elo rating catur rapid-nya sekarang meningkat dari 2614 menjadi 2703.
Meskipun sedang menghadapi masalah serius dengan Federasi Catur Iran, namun GM Alireza Firouzja seperti tidak terpengaruh saat dia tampil di King Salman World Rapid & Blitz Championship 2019 di Moscow.
Pecatur berusia 16 tahun ini bahkan tampil sensasional dengan membekuk GM Sergey Karjakin, GM Wang Hao dan GM Shakhryar Mamedyarov untuk meraih peringkat kedua di bawah GM Magnus Carlsen setelah membukukan 10½ poin dari lima belas babak padahal ia hanya diunggulkan pada peringkat ke-69 di turnamen ini.
Sebelumnya Federasi Catur Iran tidak mengizinkan pecatur mereka bermain di Moscow, namun Firouzja memutuskan untuk melanggar larangan ini dan tetap terbang ke ibu kota Rusia itu.
Sebagai konsekuensinya Firouzja tidak lagi mewakili Iran di kejuaraan dunia catur cepat itu. Firouzja hanya memakai bendera FIDE sebagai identitas diri.
Masalah ini timbul karena dua pecatur asal Iran GM Parham Maghsoodloo dan GM Amin Tabatabaei bermain melawan pecatur Israel di Festival Catur Sunway Sitges di Spanyol baru-baru ini. Karena itu federasi melarang semua pecatur Iran bermain di World Rapid & Blitz Championships termasuk Alireza Firouzja.
Apa akibat dari pembelotan Firouzja ini terhadap karier caturnya ke depan kita tunggu saja beritanya.
Sebagai runner up Firouzja mendapat hadiah uang sebesar USD 50.000 atau sekitar 700 juta rupiah. Hadiah ini akan meningkat dua kali lipat jika saja dia mampu mengulanginya di catur blitz yang akan digelar dalam dua hari ini.
Selain itu, Alireza Firouzja juga sukses meraup 89 poin rating sehingga Elo rating catur rapid-nya sekarang meningkat dari 2614 menjadi 2703.
Photo: Mohammad Kheirkhah
Meskipun sedang menghadapi masalah serius dengan Federasi Catur Iran, namun GM Alireza Firouzja seperti tidak terpengaruh saat dia tampil di King Salman World Rapid & Blitz Championship 2019 di Moscow.
Pecatur berusia 16 tahun ini bahkan tampil sensasional dengan membekuk GM Sergey Karjakin, GM Wang Hao dan GM Shakhryar Mamedyarov untuk meraih peringkat kedua di bawah GM Magnus Carlsen setelah membukukan 10½ poin dari lima belas babak padahal ia hanya diunggulkan pada peringkat ke-69 di turnamen ini.
Sebelumnya Federasi Catur Iran tidak mengizinkan pecatur mereka bermain di Moscow, namun Firouzja memutuskan untuk melanggar larangan ini dan tetap terbang ke ibu kota Rusia itu.
Sebagai konsekuensinya Firouzja tidak lagi mewakili Iran di kejuaraan dunia catur cepat itu. Firouzja hanya memakai bendera FIDE sebagai identitas diri.
Masalah ini timbul karena dua pecatur asal Iran GM Parham Maghsoodloo dan GM Amin Tabatabaei bermain melawan pecatur Israel di Festival Catur Sunway Sitges di Spanyol baru-baru ini. Karena itu federasi melarang semua pecatur Iran bermain di World Rapid & Blitz Championships termasuk Alireza Firouzja. Apa akibat dari pembelotan Firouzja ini terhadap karier caturnya ke depan kita tunggu saja beritanya.
Sebagai runner up Firouzja mendapat hadiah uang sebesar USD 50.000 atau sekitar 700 juta rupiah. Hadiah ini akan meningkat dua kali lipat jika saja dia mampu mengulanginya di catur blitz yang akan digelar dalam dua hari ini.
Selain itu, Alireza Firouzja juga sukses meraup 89 poin rating sehingga Elo rating catur rapid-nya sekarang meningkat dari 2614 menjadi 2703.
Berikut kemenangan Alireza Firouzja (putih) saat melawan Shakhryar Mamedyarov (hitam):
e4 c6 2. Nf3 d5 3. Nc3 Bg4 4. h3 Bxf3 5. Qxf3 e6 6. g3 g6 7. Bg2 Bg7 8. O-O Ne7 9. Rd1 d4 10. Nb1 c5 11. d3 Nbc6 12. a4 O-O 13. Na3 a6 14. Bd2 Qc7 15. Qe2 Rab8 16. Nc4 b5 17. axb5 axb5 18. Na5 Rfc8 19. Nxc6 Nxc6 20. f4 Ne7 21. e5 c4 22. Bb4 Nf5 23. g4 Ne3 24. Bd6 Qd8 25. Bxb8 Rxb8 26. g5 h6 27. h4 Bf8 28. Rdc1 hxg5 29. hxg5 Kg7 30. Qf2 Bb4 31. b3 Qh8 32. bxc4 bxc4 33. Rcb1 Qh5 34. Ra8 Rb6 35. Bf3 Qh3 36. Qh2 Qxh2+ 37. Kxh2 Nxc2 38. dxc4 d3 39. Be4 Ne1 40. Rd8 d2 41. Rxd2 1-0
Diagram posisi terakhir:
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews