Mengenali diri berarti mengenali kecantikan "Inner Beauty" jauh lebih penting, daripada kecantikan fisik.
Melawan psikologi persuasif dunia iklan adalah jalan menuju penderitaan bagi kaum Hawa
Aksesoris apapun yang dipakai oleh kaum Hawa, sangat menarik dan cantik di mata lelaki. Lain cerita, bila penilain itu bersumber dari kacamata sesama kaum Hawa. iiiiiiih, norak banget, tau! Ungkapan yang kerap melemahkan kepercayaan diri kaum Hawa.
Hmmmm, barangkali sumber ungkapan di atas berasal dari propaganda dunia iklan kecantikan. Di mana, barometer kecantikan seorang wanita diukur dan dinilai dari kulit putih, tinggi, bahenol, kulit glowing, seperti yang ada dalam diri seorang pembawa iklan.
Lantas, apakah mereka yang berkulit Sao matang, gelap, cokelat masuk dalam kategori yang mana?
Entahlah! Mari kita bertanya pada imajinasi.
Tak dipungkiri, bahwasan propaganda dunia iklan kecantikan telah mengalienasi atau mengasingkan perempuan dari dirinya, sesamanya, dan lingkungannya.
Iklan kecantikan adalah candu bagi perempuan. Perempuan rela merogoh kocek puluhan hingga ratusan juta untuk tampil beda dan cantik seperti yang ada dalam dunia iklan. Jeritan mesin ATM pun saling berkejaran, melintasi saldo rekening yang terus dikuras, dan dijajah oleh budaya persuasif iklan.
Aku cantik, karena iklan. Tapi, realita tak seindah dan seromantis ekspektasi
Iming-iming mengejar kecantikan di klinik terbaik, terkeren, qualifield (berkualitas), bergengsi di negara lain, dengan cara operasi kulit, memanjangkan hidung, tinggi badan, dll. Ekspektasi ini hanya untuk tampil cantik atau minimal serupa dengan figur publik yang memerankan iklan.
Oh ternyata, realita tak seromantis ekspektasi. Karena, setelah beroperasi, masih ada kebutuhan yang jauh lebih penting, daripada kecantikan. Apakah ini berkaitan dengan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow? Tentu ada korelasi. Tapi, di sini, saya tidak mengulik teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow.
Aku cantik, karena iklan. Psikologi iklan menjadi candu bagi perempuan. Kehadiran iklan kecantikan membawa derita bagi perempuan. Derita berupa diskriminasi dan pelecahan bagi perempuan di ruang publik.
Pepatah klasih Yunani kuno berbunyi
Kenalilah dirimu, dan jangan berlebih-lebihan
Mengenali diri berarti mengenali kecantikan "Inner Beauty" jauh lebih penting, daripada kecantikan fisik.
Salam.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews