Mengapa duda-duda Malaysia mengincar artis-artis Indonesia yang notabene menjadi kebanggan masyarakat Indonesia?
Di masa pemerintahan Presiden Jokowi aset-aset tambang atau migas yang ada di perut bumi satu persatu kembali kepada ibu pertiwi atau NKRI. Tetapi ada juga aset-aset di atas bumi yang sifatnya bergerak juga banyak dikuasai asing. Apa itu? Banyak wanita Indonesia yang cantik-cantik atau geulis dikuasai atau diperistri laki-laki asing.
Ada kabar sedih dan kabar yang menggembirakan. Laudya Cynthia Bella telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi karena telah berpisah dengan duda Malaysia. Biduk rumah tangga harus berakhir dan tidak bisa dipertahankan. Ini termasuk aset negara yang satu persatu kembali kepada NKRI. Apalagi dua negara ini sering berseteru karena negara tetangga atau jiran itu sering mengklaim aset indonesia milik mereka yaitu Malaysia.
Sebelumnya, akhir bulan Juni kemarin, masa iddah BCL yang bersuamikan warga negara Malaysia juga sudah berakhir.
Perlu diketahui, hampir saja aset kita yang paling berharga yaitu Luna Maya juga mau dikuasai oleh duda keren Malaysia yaitu Faisal Nasimuddin. Tapi sampai sekarang belum ada kabar kelanjutan hubungan mereka. Tapi mudah-mudahan tidak dikuasai oleh asing.
Mengapa duda-duda Malaysia mengincar artis-artis Indonesia yang notabene menjadi kebanggan masyarakat Indonesia? Apakah mereka agen-agen yang disusupkan atau bagian dari teori konspirasi yang ingin mengusai aset-aset Indonesia?
Wahaii-laki-laki Indonesia baik perjaka atau duda, persiapkan dirimu untuk menerima kembalinya aset-aset dari negeri Jiran dan pertahankan aset itu dari cengkraman asing. Karena laki-laki atau duda Indonesia tak kalah kwalitas dengan laki-laki atau duda asing. Jangan terkecoh dengan kulit putih dan rambut pirang atau hidung mancung.
Berharap, Presiden Jokowi mengerti dan memahami keresahan warga masyarakat khususnya kaum adam (perjaka-duda atau jomblo) untuk melindungi aset negara yang sifatnya bergerak.
Kembalinya aset-aset negara kepangkuan ibu pertiwi!!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews